Jakarta (ANTARA) - Pilar Transisi Energi G20 yang baru saja diluncurkan akan menghimpun komitmen global yang lebih kuat dalam rangka mencapai target akses energi dalam Agenda 2030 untuk pembangunan berlanjutan.
 
Menteri Energi dan Sumber Daya (ESDM) Mineral Arifin Tasrif mengatakan pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi yang bersih dan mengintensifkan pendanaan transisi energi.
 
"Hasil utama inilah yang diharapkan Presidensi G20 Indonesia sebagai tindak lanjut aksi-aksi pascaCOP-26 dan Presidensi G20 sebelumnya," kata Menteri ESDM Arifin saat peluncuran Transisi Energi G20 yang dipantau di Jakarta, Kamis.
 
Menteri Arifin mengatakan ada tiga isu prioritas yang akan diangkat melalui pilar Transisi Energi G20 dalam format Energy Transitions Working Group (ETWG), yakni akses, teknologi, dan pendanaan.

Baca juga: Indonesia ajak forum G20 capai kesepakatan percepat transisi energi
 
ETWG akan memfokuskan pembahasan kepada isu-isu yang lebih spesifik terhadap keamanan energi, akses, dan efisiensi, serta transisi ke sistem energi rendah karbon, termasuk juga investasi dan inovasi dalam teknologi yang lebih bersih dan efisien.
 
Indonesia membawa isu transisi energi dari fosil ke energi hijau ke dalam forum tersebut karena potensi energi terbarukan harus diikuti dengan skenario dan peta jalan yang jelas, termasuk pendanaan dan investasi.
 
Melalui forum ini, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif.
 
"Forum transisi energi diharapkan akan memberikan hasil persidangan G20 yang lebih konkret guna memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan, serta transisi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan yang berlanjutan," ujar Menteri ESDM Arifin.

Baca juga: Indonesia dan isu transisi energi dalam fokus presidensi G20

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022