Bengaluru (ANTARA) - Harga emas tergelincir di sesi Asia pada Jumat pagi, karena data inflasi AS yang lebih kuat dari perkiraan dan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve meningkatkan peluang untuk kenaikan suku bunga yang besar dan kuat bulan depan, mengirim imbal hasil obligasi pemerintah lebih tinggi.

Emas spot sedikit melemah 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.825,29 dolar AS per ounce pada pukul 01.41 GMT, sementara emas berjangka AS merosot 0,7 persen menjadi menjadi diperdagangkan di 1.824,50 dolar AS per ounce.

Harga-harga konsumen AS naik dengan kuat pada Januari, menyebabkan kenaikan inflasi tahunan terbesar dalam 40 tahun, memicu spekulasi untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin dari The Fed bulan depan.

Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard mengatakan dia ingin melihat kenaikan suku bunga sebesar poin persentase penuh selama tiga pertemuan kebijakan berikutnya oleh bank sentral.

Suku bunga berjangka menunjukkan peluang 62 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Maret menyusul pernyataan Bullard, dari peluang 30 persen pada Rabu (9/2/2022).

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melayang mendekati tertinggi Agustus 2019 pada Kamis (10/2/2022) di 2,0 persen.

Imbal hasil yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga mengurangi daya tarik emas karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak membayar bunga.

Sementara itu, Rusia dan Ukraina mengatakan mereka telah gagal mencapai terobosan apa pun dalam satu hari pembicaraan dengan pejabat Prancis dan Jerman yang bertujuan untuk mengakhiri konflik separatis delapan tahun di Ukraina timur.

Inggris mengatakan "momen paling berbahaya" di kebuntuan Barat dengan Moskow tampaknya sudah dekat, ketika Rusia mengadakan latihan militer di Belarus dan Laut Hitam menyusul penumpukan pasukannya di dekat Ukraina.

Logam mulia lainnya di pasar spot, perak turun 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 23,12 dolar AS per ounce, platinum turun 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 1.021,49 dolar AS per ounce, dan paladium turun 1,0 persen menjadi diperdagangkan di 2.231,70 dolar AS per ounce.

Baca juga: Dolar berayun naik, turun dan jadi datar setelah data inflasi AS panas
Baca juga: Minyak stabil di tengah prospek kenaikan suku bunga Fed yang agresif
Baca juga: Wall St jatuh terseret kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif Fed

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2022