Jakarta (ANTARA News) - Sekitar seribu kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membakar puluhan eksemplar tabloid yang mengandung unsur pornografi. Pembakaran tabloid tersebut dilakukan di tengah aksi menolak Pornografi dan Pornoaksi di Bundaran HI, Jakarta, Senin pagi. Di tengah aksi pembakaran tabloid porno tersebut massa menyanyikan lagu tentang penolakan penerbitan Majalah Playboy yang iramanya mirip dengan lagu berjudul "Aku Anak Sehat, Tubuhku Kuat". Ketua DPD PKS DKI Jakarta yang juga bertindak selaku koordinator aksi Ahmad Heryawan menyatakan bahwa permintaan penghentian pornografi dan pornoaksi sudah berulang kali disampaikan. "Tetapi sampai saat ini tidak pernah dijalankan, bahkan dalam rapat pembahasan RUU Pornografi dan Pornoaksi sendiri sampai saat ini masih alot," ujarnya. Heryawan berpendapat di tengah maraknya penolakan tersebut ternyata masih ada pihak-pihak yang mencari keuntungan dengan tetap membiarkan masalah pornografi dan pornoaksi terus berkembang. "Mereka ingin mendapatkan keuntungan di tengah pihak-pihak yang tetap konsisten menjaga moral bangsa dari pornografi dan pornoaksi," katanya. Oleh sebab itu ia meminta agar DPR segera saja mengesahkan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi menjadi undang-undang. Menurut dia, kalau RUU tersebut sudah menjadi undang-undang maka tidak ada peluang bagi penerbitan Majalah Playboy versi Indonesia yang dianggap dapat meruntuhkan moral bangsa. Dalam aksi tersebut, para pengunjukrasa secara khusus mengusung panggung yang dibawa dengan kendaraan truk dari kantor DPD DKI Jakarta di kawasan Mampang. Aksi yang digelar oleh massa PKS itu bertempat di sudut selatan Bundaran HI dan bersebarangan dengan aksi yang digelar oleh puluhan anak yatim. Para demonstran menggunakan ikat kepala bertuliskan Aliansi Masyarakat Menolak Pornoaksi dan Pornografi (AMPROK) dengan membawa poster dan bendera PKS. Tidak lupa dalam aksi itu mereka juga menggelar dua spanduk besar berukuran 2,5 x 2,5 meter dengan tulisan "Selamatkan Keluarga dan Bangsa ini dari Pornografi".(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006