Jakarta, (ANTARA News) - Aliansi Masyarakat Peduli Papua dan Papua Barat prihatin terhadap berbagai kekerasan dan perkelahian yang terjadi di berbagai wilayah Papua.

"Kami harap tidak ada lagi persoalan yang diselesaikan secara kekerasan, kembali menyelesaikan persoalan dengan cara adat (diselesaikan dengan musyawarah)," kata Ketua Koordinasi Aliansi Masyarakat Peduli Papua dan Papua Barat, Franky Umpain, di Jakarta, Selasa.

Untuk itu, katanya, pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat Papua bahwa bukan saatnya lagi untuk bertikai.

"Mari kita sama bergandengan tangan membangun Papua baru dengan bergandengan tangan masyarakat adat, agama dan pemerintah," harapnya.

Ia juga menegaskan bahwa Papua tetap dari bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "NKRI tidak bisa digugat," tegasnya.

Ia berharap generasi muda dalam menyatakan sikap lebih diutamakan dengan secara damai, tidak menggunakan kekerasan yang justru menimbulkan korban jiwa.

Hal ini diungkapkan Franky terkait berbagai pertikaian warga yang terjadi perkelahian antar pendukung calon bupati di Kabupaten Puncak, Papua pada Minggu (31/7).

Perkelahian antar warga ini terkait permasalahan para pendukung dua bakal calon bupati kabupaten Puncak pasangan antara Elvis Tabuni-Heri Dosinay dan Simon Alom-Yosian Tenbak terkait adanya dualisme dari partai pengusung, Gerindra.

Akibat perkelahian ini sebanyak 17 orang dari kedua pihak bakal calon bupati kabupaten Puncak tewas akibat terkena panah dan lemparan batu, serta rumah, honai (rumah adat) dan sejumlah kendaraan hangus terbakar, serta salah satu anggota Polisi bernama Briptu Frans Msen ikut terkena panah di dada.

Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2011