Semarang, (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menyatakan, sistem hidrologi di Indonesia rusak parah yang terindikasi dari terjadinya banjir, tanah longsor, serta kekeringan pada musim kemarau pada setiap tahun. Ditemui seusai menjadi pembicara kunci pada seminar keairan di Undip Semarang, Senin (30/1) ia menjelaskan, memburuknya sistem hidrologi nasional itu disebabkan kualitas lingkungan yang terus menurun, sehingga daya serap tanah terhadap hujan kian menyusut. "Air hujan yang terserap tanah semakin sedikit, sedangkan yang mengalir ke tempat lain semakin besar. Pada musim hujan, air tidak layak dikonsumsi, sedangkan di musim kemarau, banyak penduduk kekurangan air bersih," katanya. Ia menegaskan, buruknya sistem hidrologi tersebut tidak bisa diatasi sendiri oleh satu Kementerian PU, tetapi harus melibatkan semua intansi mulai dari pemerintah pusat hingga kabupaten dan masyarakat. Menurut dia, salah satu hal penting mendesak yang perlu diperbaiki saat ini adalah lingkungan, misalnya dengan melakukan reboisasi besar-besaran termasuk penanaman bakau (mangrove) yang melibatkkan penduduk pesisir. "Semua pihak harus bekerja dan bekerja," katanya. Kualitas lingkungan rendah yang menyebabkan memburuknya sistem hidrologi, menurut dia, ikut mempercepat kerusakan infrastruktur fisik yang telah dibangun dengan dana sangat besar. Ditanyakan berapa besar kerugian infrastruktur yang dikelola PU akibat banjir dan longsor tahun ini, ia mengemukakan, sampai sekarang pihaknya masih terus menghitung, karena kerusakan tersebut hampir terjadi di seluruh daerah. Ia memberi gambaran, dengan anggaran sekitar tujuh hingga delapan triliun rupiah yang disediakan untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak, diperkirakan tidak akan mencukupi, mengingat cakupan kerusakan yang sangat luas akibat banjir dan tanah longsor. Dalam Rencana Stretegis (Renstra) PU 2006, kementerian ini mengajukan anggaran Rp 22 triliun, namun yang disetujui sekitar Rp 18 triliun, padahal dengan Renstra itu secara berkelanjutan diharapkan seluruh jalan di Tanah Air pada tahun 2009 kondisinya sudah mantap. Tetapi karena selalu ada kekurangan dari anggaran yang diajukan dengan yang disetujui ditambah lagi ada bencana alam cukup besar, dikhawatirkan target semua jalan nasional pada 2009 sudah mantap, tidak akan terealisasi.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006