Jakarta (ANTARA News) - Kepergian Bambang Wielianto (36) yang tewas di kamar lantai dasar Gedung KJRI di New York, Minggu pagi (waktu AS) ke Amerika Serikat bersama beberapa orang temannya ternyata untuk refreshing. "Ia berangkat dengan beberapa orang temannya ke AS, namun saya tidak tahu berapa orang mereka yang berangkat, dan sejauh ini belum tahu apa mereka juga masih di AS atau sudah kembali ke Indonesia," kata paman almarhum, Jhon Wilky di Jakarta, Senin. Kepastian berangkat bersama temannya itu, menurut Jhon diketahui dari ibu korban Ny Nyo Yan. Almarhum Bambang menurut dia sempat minta diri untuk berangkat ke AS untuk refreshing. Menurut dia, keponakannya itu tidak menyebutkan niatnya untuk mencari pekerjaan. Namun ia tidak mengetahui kalau kemudian pria kelahiran 20 Maret 1970 tersebut kemudian mencari pekerjaan di sana (AS). "Tadi pagi ada seorang temannya yang menelepon, ia temannya sesama SMA. Mungkin juga salah satu temannya yang berangkat saat itu," kata Jhon. Almarhum Bambang Wielianto berangkat ke AS pada 13 Desember 2005 lalu, sedangkan istrinya Ny Meiliani Sanjaya dan kedua putranya George (2 tahun) dan Nathan (10 bulan) tinggal bersama orang tua Bambang, Nyo Yan dan Rudi. Sebelum berangkat ke AS, almarhum sempat membuka usaha toko kelontong di Pasar Patra, Jakarta Barat. Namun usahanya menurut Jhon tidak begitu berkembang. Keponakannya mempunyai keinginan untuk berbisnis, namun cita-citanya tidak kesampaian karena ia tewas dengan dugaan bunuh diri di KJRI di New York. Ia menyebutkan, tidak menutup kemungkinan keponakannya mencari peluang di AS untuk mendapatkan pekerjaan. "Ia baru sekali ini saja berangkat ke AS," kata Jhon. Ia tidak menyangka, keluarga besarnya akan menerima `kabar buruk` justru pada saat etnis mereka tengah merayakan Tahun Baru Imlek. Kebahagiaan keluarganya hanya `sehari` setelah Senin dinihari sekitar pukul 03.00 WIB mereka mendapat kabar buruk tersebut dari Deplu RI. "Kami benar-benar terpukul, terlebih orang tuanya. Ia tidak mau keluar rumah. Begitu pula istrinya masih terguncang dan merasa kehilangan yang mendalam," kata Jhon Wilky yang menjadi juru bicara keluarga almarhum Bambang Wielianto. Sebelum ditemukan tewas, Bambang sempat mengaku bahwa dirinya tidak tahan tinggal di Amerika Serikat. Pria berusia 36 tahun itu datang ke New York tanggal 13 Desember 2005. Ia sempat berpindah tempat hingga ke Philadelpia untuk mencari pekerjaan. Pihak KJRI juga sedang mengatur pemajuan tanggal pemulangannya ke Indonesia, sementara tiket Japan Air Lines untuk pulang yang dimilikinya adalah tanggal 8 Juni 2006.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006