Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah menyediakan implan satu batang yang lebih nyaman dan minimal invasif tanpa menggunakan pisau bedah untuk tingkatkan minat program KB dalam masyarakat.

“Yang satu batang tentu akan lebih sederhana lagi. Tidak menggunakan pisau, hanya cukup dengan diinsersikan dengan inserter yang cukup tajam tentu dianestesi dulu. Ini adalah upaya dalam rangka minimal invasif,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis BKKBN yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Hasto menuturkan implan merupakan sebuah metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) yang sifatnya hornonal. Sehingga implan lebih disarankan sebagai salah satu MKJP pascapersalinan dan pascakeguguran karena lebih nyaman dan minimal invasif tanpa menggunakan pisau bedah.

Baca juga: BKKBN: Penurunan TFR cegah terjadinya "baby boom" saat pandemi

Adanya inovasi tersebut dilakukan supaya pihaknya dapat membantu para akseptor dan bidan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Menurutnya, pemasangan implan yang tidak bisa diklaim dengan menggunakan BPJS kurang mampu meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi. Oleh sebab itu, pemasangan kontrasepsi bisa dilakukan  melalui kegiatan-kegiatan penggerakan dan baksos melalui dinas KB di kabupaten/kota masing-masing.

Hasto turut menegaskan bahwa pemasangan implan itu tidak memiliki batas. Pelayanan tetap dapat diberikan baik melalui klinik KB ataupun praktik bidan secara mandiri yang disesuaikan dengan mekanisme MOU degan dinas KB di masing-masing wilayah.

“Untuk pelatihan-pelatihan kami juga tidak membatasi. Artinya, batasnya hanya tergantung anggaran. Tetapi kami juga melatih baik bidan praktik swasta maupun juga yang ada di pemerintah. Itulah spirit kami untuk melakukan pelayanan melalui provider khususnya bidan,” ujarnya.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Eni Gustina menyebutkan bila efektivitas dari metode kontrasepsi implan satu batang ini adalah sebesar 99,5 persen.

Selain lebih praktis juga ekonomis, implan satu batang memiliki kelebihan lain yakni pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan organ reproduksi (vagina), tidak mengganggu produksi dan kualitas ASI.

“Bahkan ini dapat mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid, tidak mengganggu hubungan seksual juga menurunkan risiko beberapa penyakit radang panggul,” kata Eni.

Ketua Umum PP IBU Emi Nurjasmi mengatakan implan satu batang tak hanya dapat membuat nyaman akseptor tetapi juga provider.

Emi menuturkan penggunaan program KB pasca persalinan sangat efektif mengatur jumlah anak sekaligus jarak antar kelahiran.

Ia berharap selain memberikan edukasi dan konseling mengenai nutrisi juga ASI eksklusif pada ibu hamil, para bidan dapat mengedukasi ibu memilih alat kontrasepsi pasca persalinan.

“Untuk pemasangan maupun pencabutan jauh sekali bedanya. Tidak perlu menggunakan pisau. Ini adalah salah satu strategi kita untuk meningkatkan akseptor utamanya pada pasca persalinan,” ucap Emi.

Baca juga: BKKBN-DKT targetkan 70 persen ibu pakai kontrasepsi usai persalinan
Baca juga: BKKBN minta setiap perguruan tinggi beri langkah nyata cegah stunting
Baca juga: BKKBN raih sertifikat Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2022