Tokyo (ANTARA News) - Jepang Kamis mengintervensi pasar mata uang guna melemahkan yen dalam upaya  mengamankan ekonomnya yang rapuh dari kenaikan yang dipicu spekulan yang telah menaikkannya mendekati tingkat pascaperang.

Yen mulai turun segera setelah pukul 0100 GMT, dan sebelum 0235 GMT dolar naik tajam menjadi 78,76 yen dari 76,99 sebelumnya, lapor AFP.

Mata uang Jepang itu juga turun terhadap euro, terhadap mata uang tunggal mencapai 112,75 yen dari 110,45 sebelumnya.

Menteri Keuangan Yoshihiko Noda menegaskan, pemerintah secara sepihak mengintervensi pasar devisa untuk melawan apa yang disebutnya pergerakan yen yang "sepihak" dan "berlebihan" yang mengancam pemulihan Jepang dari gempa dan tsunami 11 Maret.

"Jika pergerakan tersebut berlanjut, hal itu secara negatif mempengaruhi stabilitas ekonomi dan keuangan Jepang ketika Jepang melakukan berbagai upaya untuk merekonstruksi diri menyusul dampak dari bencana tersebut," kata Noda kepada para wartawan.

"Oleh karena itu kami melakukan invervensi mata uang. Kini kami akan mengamati pergerakan pasar dengan cermat.'

Bank of Japan memperpendek pertemuan dua harinya yang dijadualkan akan berakhir Jumat dan diperkirakan akan memutuskan pelonggaran moneter lebih jauh Kamis, melengkapi langkah pemerintah sebelumnya.

Terakhir Jepang mengintervensi pada Maret dengan mitra G7-nya sesudah yen mencapai level tinggi pascaperang pada 76,25 terhadap dolar menyusul bencana gempa bumi-tsunami.

Sebelum April yen jatuh ke level tengah 85 terhadap dolar.

Namun dampak dari langkah itu sejak itu terkikis karena para investor membeli mata uang aman tersebut meski Jepang sendiri menghadapi masalah ekonomi dan utang yang masif, di tengah kekhawatiran bahwa Amerika Serikat menghadapi penurunan.

Intervensi Kamis merupakan langkah sepihak pertama Jepang sejak September 2010. Para analis mengatakan otoritas kemungkinan akan terus menjual yen sepanjang hari.

Dampak gempa dan tsunami Maret membantu mengatakan ekonomi Jepang memasuki resesi, namun perusahaan negara itu telah bergerak cepat untuk memulihkan kembali rantai pasokan dan level output telah mulai naik lagi.

Namun, pemulihan tersebut dibayangi melejitnya yen yang mengancam pemulihan ekspor pascabencana.

Penguatan yen mengkikis repatriasi pendapatan dan membuat perusahaan lebih sulit menghasilkan uang dari produk yang dibuat di Jepang dan dijual ke luar negeri, memicu perusahaan untuk menggeser lebih banyak produksi ke luar negeri, mengakibatkan sedikitnya lapangan pekerjaan di dalam negeri.

Para pejabat belakangan telah meningkatkan retorika mereka terhadap lonjakan mata uang dalam upaya untuk mendinginkannya dengan ancaman intervensi.

Noda Selasa mengatakan yen dinilai "lebih mahal", sedangkan gubernur Bank of Japan Masaaki Shirakawa Rabu memperingatkan dampaknya terhadap eksportir.

"Pasar ditopang menghadapi langkah tersebut setelah para pejabat Bank of Japan menyuarakan kekhawatiran bahwa yen yang lebih tinggi akan mengarah kepada pemburukan sentimen perusahaan Jepang," kata seorang analis di sebuah bank Jepang.

"Otoritas perlu mengejutkan pasar guna memaksimalkan dampak intervensi," kata analis itu, menambahkan bahwa langkah tersebut diperhitungkan agar terjadi menjelang rilis laporan lapangan kerja penting AS Jumat.

Tindakan Jepang melemahkan mata uangnya membantu menahan saham Tokyo, dengan mengirimkan sekuritas ekspor naik lebih tinggi. Sesi pagi Nikkei ditutup naik 0,90 persen. (ANT/K004)

Penerjemah:
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011