Tokyo (ANTARA News) - Bank of Japan Kamis mengatakan pihaknya akan menambah skema 10 triliun yen untuk membeli aset dan meningkatkan likuiditas guna membantu menjaga pemulihan negara pascagempa terhadap dampak penguatan yen.

Langkah tersebut muncul beberapa jam setelah Tokyo melakukan intervensi pasar mata uang dalam upaya untuk menjinakkan kenaikan mata uang Jepang, yang penguatannya mengikis keuntungan para eksportir, lapor AFP.

Bank sentral memperpendek pertemuan dua harinya yang dijadualkan akan berakhir Jumat untuk mensinkronkan langkahnya dengan penjualan yen pemerintah.

Para pejabat BoJ, termasuk Gubernur Masaaki Shirakawa, telah berulang kali mengungkapkan kekhawatirannya bahwa yen yang naik tajam akan membebani ekspor dan keuntungan korporasi, serta sentimen bisnis.

Dalam apa yang disebutnya sebagai langkah untuk "meningkatkan pelonggaran moneter", BoJ akan menambah skema 40 triliun yen (511 miliar dolar) untuk membeli sekuritas dan suplai dana lebih dari 10 triliun yen.

Dana pembelian aset bank, alat kebijakan penting yang digunakannya untuk membeli obligasi pemerintah Jepang, obligasi korporasi dan dana yang diperdagangkan pasar, akan ditambah menjadi 15 triliun yen dari 10 triliun yen.

BoJ juga meningkatkan fasilitas kredit 5 triliun yen menjadi 35 triliun.

"Bank memandang perlu untuk lebih meningkatkan pengendoran moneter, dengan demikian memastikan berhasilnya transisi dari fase pemulihan menyusul malapetaka gempa ke jalur pertumbuhan berkesinambungan dengan stabilitas harga," kata BoJ dalam sebuah pernyataan.

Hal ini merupakan kali pertama BoJ meningkatkan dana pembelian asetnya sejak buntut gempa Maret, ketika bank menyuntikkan rekor uang kontan ke dalam sistem perbankan untuk mengatasi anjoknya harga saham dan kenaikan yen.

BoJ juga mengatakan dewan direksinya memberikan suara bulat untuk mempertahankan tingkat suku bunga utamanya tidak berubah antara nol hingga 0,1 persen.

Yen anjlok di perdagangan Tokyo Kamis menjadi 79,30 dolar pada pukul 0550 GMT dari 76,99 pada awal perdagangan.

Namun para analis mempertanyakan keefektifan intervensi Kamis, mengingat bahwa penguatan yen telah disebabkan oleh pelemahan berlanjut pada mata uang seperti dolar dan euro di tengah kekhawatiran ekonomi AS dan zona euro.

Sebuah kesepakatan untuk menaikkan plafon utang AS dan menghindari gagal bayar utang minggu ini belakangan tidak meringankan tekanan terhadap greenback, dengan perhatian para investor pada tanda-tanda pelemahan ekonomi AS dan ancaman penurunan peringkat yang membayangi.

"Kekhawatiran terhadap konsolidasi fiskal merisaukan pasar keuangan bahkan sesudah penyelesaian masalah plafon utang dan pandangan masa depan ekonomi belakangan menjadi lebih hati-hati," kata bank sentral. (ANT/K004)

Penerjemah:
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011