Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memasang tiga jenis alat di Bandara Internasional Komodo dan Pelabuhan Multipurpose Labuan Bajo di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur untuk memantau pergerakan angin dan cuaca.

"Tiga jenis alat akan terpasang bulan Maret tahun ini karena BMKG ingin memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dan wisatawan," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Manggarai Barat Sti Nenotek ketika dihubungi ANTARA dari Kupang, Senin.

Alat pertama yang akan terpasang nanti ialah Terminal Doppler Weather Radar (TDWR). Alat dengan spesifikasi khusus itu memiliki kemampuan untuk mendeteksi fenomena microbursts, gust front, dan wind shear. Alat tersebut dipastikan memberikan informasi terkait angin saat pesawat melakukan pendaratan maupun penerbangan.

TDWR tersebut akan dilengkapi juga dengan Light Detection and Ranging (LIDAR) Wind Shear. Alat ini merupakan alat otomatis yang digunakan untuk mendeteksi wind shear dan turbulensi di sekitar Bandara Komodo untuk penerbangan dan pendaratan pesawat.

Baca juga: BMKG pasang alat sistem peringatan dini tsunami di Manggarai Barat
Baca juga: Pemkab Manggarai Barat apresiasi BRIN kembangkan alat deteksi tsunami

Sementara itu, satu alat lain akan terpasang di Pelabuhan Multipurpose Labuan Bajo yang disebut Marine Automatic Weather Station (MAWS). Peralatan observasi ini ditempatkan di pelabuhan atau pantai untuk mengukur parameter meteorologi maritim seperti arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembapan udara, radiasi matahari, curah hujan, suhu permukaan laut, konduktivitas/salinitas, pH, dan muka air laut (MSL).

"Semua alat akan diselesaikan tahun ini karena kontrak kerjanya di tahun ini," tandasnya.

Selain tiga alat ini, BMKG telah memasang empat jenis alat untuk membangun sistem peringatan dini tsunami di Manggarai Barat.

Keempat jenis alat tersebut yakni Shelter Gempa Bumi, Sirene Tsunami, Warning Receiver System (WRS) New Generation BMKG, dan High Frequency Radar atau alat pemantau arus dan gelombang laut.

Baca juga: BMKG ajak masyarakat pahami peta bahaya tsunami di Manggarai Barat

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022