Jambi (ANTARA News) - BMKG Jambi akan membangun menara pendeteksi cuaca ekstrim seperti badai, banjir dan puting beliung supaya dapat diketahui sejak dini dan bisa melakukan langkah antisipasi.

Kepala BMKG Jambi, Remus L Tobing di Jambi, Jumat mengatakan, menara pendeteksi cuaca ekstrim itu ditempatkan di kawasan bandara Sultan Taha Jambi.

"Keberadaan menara dan alat deteksi cuaca ekstrim itu sangat diperlukan, mengingat kondisi cuaca pancaroba yang berkepanjangan saat ini," katanya.

Saat ini cuaca ekstrim sulit diprediksi, di tengah kemarau tiba-tiba timbul awan gelap disertai hujan deras disertai angin kencang atau badai.

Menara dan alat deteksi cuaca ekstrim bernilai miliaran rupiah dengan ketinggian 22 meter tersebut mampu mendeteksi akan terjadinya banjir, badai serta puting beliung.

Tiga jam sebelum kejadian cuaca ekstrim itu sudah bisa terdeteksi, dan segera bisa dilaporkan pada berbagai instansi terkait serta masyarakat untuk melakukan langkah antisipasi.

Berbagai instansi terkait dan masyaraklat yang mendapat laporan bisa melakukan berbagai langkah antisipasi untuk meminimalisir tingkat kerugian atau menghindari korban jiwa.

Radius jangkauan alat deteksi cuaca ektrim tersebut menvapai 200 km, meliputi Kota Jambi, Kabupaten Batanghari, Muarojambi, Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur.

Rancangan pembangunan menara dan alat deteksi cuaca kestrim itu sudah mulai dikerjakan, dan ditargetkan pada 2012 sudah bisa dioperasikan. "Provinsi Jambi, khusunya Kota Jambi, Kabupaten Muarojambi, Batanghari dan kawasan pantai timur merupakan daerah rawan banjir, badai dan puting beliung, sehingga keberadaan alat tersebut sangat diperlukan," kata Remus L Tobing.

(M037)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011