Oslo (ANTARA News) - Penyanyi pop Irlandia yang berubah menjadi pejuang dalam perang melawan kemiskinan, Bob Geldof, dan mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari, merupakan dua calon kuat dari beberapa orang yang bersaing untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2006, dengan semakin mendekatnya periode unggulan. E-mail, fax dan surat telah membanjiri lembaga Nobel di Oslo, Swedia, menjelang tenggat nomine pada 1 Februari 2006. "Pada saat ini, Ahtisaari diunggulkan sebagai pilihan yang jelas," kata Stein Toennesson, pimpinan Institut Riset Perdamaian Oslo (PRIO), kepada Kantor Berita AFP. "Proses perdamaian yang difasilitasi Ahtisaari di Indonesia tampaknya menjadi keberhasilannya yang nyata," katanya. Lembaga Nobel tak pernah mengungkapkan nama-nama mereka yang diunggulkan untuk menerima hadiah prestisisus tersebut, namun mereka yang mengajukan nama para calon diperkenankan mengungkapkan pilihan mereka. Ahtisaari, yang dinominasikan oleh Parlemen Finlandia, menjadi fasilitator perundingan di Helsinki yang menghasilkan persetujuan perdamaian antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Tsunami di kawasan tepian Samudera Hindia pada 26 Desember 2004, yang menewaskan sekitar 168.000 orang di Indonesia saja dan memaksa kedua pihak --pemerintah Indonesia dan GAM-- untuk menilai kembali prioritas mereka, akan membuat Hadiah Nobel Perdamaian kepada Ahtisaari sebagai pilihan yang "bahkan lebih alamiah", ujar Toennesson. Ahtissari telah diunggulkan beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir ini. Ia memiliki sejarah panjang dalam penciptaan perdamaian, termasuk daya upaya mediasi di Namibia, proses perdamaian di bekas Yugoslavia dan Irlandia Utara. Dia saat ini menjadi Utusan Khusus PBB untuk perundingan mengenai status akhir Kosovo. Calon lainnya Tokoh dunia yang juga masuk dalam daftar calon penerima Nobel Perdamaian 2006 adalah Bob Geldof, penyelenggara bersama berbagai konser Live 8 yang bertujuan memberantas kemiskinan, pemimpin spiritual Sri Lanka, Sri Ravi Shanka,r dan mantan Walikota New York, Rudolph Giuliani. Ribuan orang berhak mengajukan unggulannya, termasuk anggota parlemen dan pemerintahan di seluruh dunia, serta para profesor universitas, penerima Nobel sebelumnya dan para anggota lembaga internasional. Akan tetapi, belum tentu Lembaga Nobel akan mempertimbangkan sebuah nama yang telah diajukan. Nama Hitler diajukan pada 1938 oleh seorang anggota parlemen Swewdia yang menjelaskan bahwa pengajuan itu sebagai unggulan yang ironis. Ia kemudian menarik nama Fuhrer itu tersebut. "Namun begitu, sebagian besar unggulan serius," kata Geir Lundestad, Direktur Lembaga Nobel, kepada AFP. "Saddam Hussein atau Slobodan Milosevic boleh jadi sangat baik untuk diunggulkan pada zamannya, namun saat ini tidak lagi," tambahnya. Sementara itu, nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga diusulkan mendapatkan Nobel Perdamaian 2006 oleh salah seorang anggota Kongres Amerika Serikat (AS), awal pekan ini, lantaran dinilai berhasil membawa penyelesaian damai di Aceh. Selama ini ada tradisi bahwa lima anggota Komite Nobel juga berhak mengusulkan calon mereka sendiri dalam pertemuan pertama pada Februari. Peraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini akan diumumkan pada Oktober 2006, dan pemenang akan menerima penghargaan itu sebagai mana biasanya pada 10 Desember, hari wafatnya pendiri Yayasan Hadiah Nobel, Alfred Nobel, pada 1986. Tahun lalu Hadiah Nobel Perdamaian jatuh pada lembaga pengawas nuklir PBB (IAEA), dan direkturnya, Mohamed El-Baradei dari Mesir, setelah diseleksi dari rekor 199 calon. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006