New Delhi (ANTARA News/AFP) - Satu kelompok pemberontak yang dipersalahkan atas lebih dari 500 ledakan bom dalam tiga dasa warsa belakangan ini di negara bagian Asam melakukan perundingan perdamaian pertamanya Jumat dengan pemerintah di Delhi, kata para pejabat Kementerian Dalam Negeri.

Tim tujuh orang dari Front Pembebasan Asam Bersatu (ULFA)yang mengumumkan gencatan senjata sepihak Juli, menyerahkan satu daftar tuntutan kepada Menteri Dalam Negeri India P.Chidambaram, kata pejabat itu.

Rincian dari tuntutan-tuntutan itu tidak segera diperoleh.

Ketua ULFA Arabinda Rajkhowa hadir dalam pertemuan 80 menit tertutup dengan Chidambaram.

Rajkhowa ditahan di Bangladesh tahun 2009 dan diserahkan kepada pihak berwenang India. Ia dibebaskan dengan uang jaminan akhir tahun 2010 sebagai bagian dari proses perdamaian awal.

"Pertemuan pertama berakhir dengan satu catatan positif," katanya kepada AFP.

Menteri Besar Assam Tarun Gogol, yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan ia mengarapkan pertemuan itu akan membawa satu "penyelesaian permanen" aksi kekerasan etnik di negara bagian timur laut yang kaya teh dan minyak itu.

"Saya yakin kedua pihak akan dapat menyiapkan satu solusi permanen masalah pemberontakan itu. Kedua pihak melakukan pendekatan yang lentur, yang merupakan satu tanda yang baik," kata Gogol.

ULFA, kelompok separatis terbesar di Assam, berperang untuk mendirikan negara merdeka bagi etnik Assam sejak tahun 1979.

Pemberontakan itu menewaskan sekitar 10.000 orang.

Rajkhowa dan beberapa pemimpin pentingan ULFA lainnya melakukan perundingan-perundingan tidak resmi dengan ketua perunding New Delhi P.C Haldar sejak pembebasan ketua ULFA dibebaskan dari penjara.

Satu-satunya yang tidak hadir dalam perundingan itu adalah panglima militer ULFA Paresh Baruah, yag diduga bersembunyi bersama sekitar 100 kader bersenjata di perbatasa Myanmar-China.

Kepemimpinan ULFA melakukan operasi dari ibu kota Bangladesh, Dhaka, tetapi gerakan sangat lemah akibat tindakan keras pihak berwenang Bangladesh tahun 2009, atas desakan India.(*)

(Uu.H-RN/B002)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011