Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) mencatat hingga Nopember 2005 penyaluran kredit bersih perbankan ke sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) telah mencapai Rp77,51 triliun atau 128,25 persen dari total rencana bisnis perbankan 2005 sebesar Rp60,4 triliun. Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa menambahkan posisi kredit UMKM hingga November 2005 telah mencapai Rp347,9 triliun atau meningkat 32,5 persen dibanding November 2004. Dengan peningkatan itu, pangsa kredit UMKM mencapai 50,7 persen dari total kredit perbankan yang sebesar Rp686,2 triliun. Kenaikan pangsa dan pertumbuhan kredit ini, lanjutnya juga disertai dengan peningkatan jumlah rekening debitur UMKM sebesar 14,8 persen sehingga UMKM yang saat ini dijangkau oleh perbankan telah mencapai 15,3 juta rekening atau meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 13,3 juta rekening debitur. Selain itu, kredit UMKM menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan NPL net sebesar 2,09 persen, atau lebih rendah dibandingkan dengan NPL net perbankan sebesar 4,63 persen. Hal ini, tambahnya menunjukkan risiko pemberian kredit UMKM relatif kecil dan menguntungkan dari sisi bisnis. Dalam upaya meningkatkan peran UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperoleh gambaran mengenai potensi sekaligus permasalahan yang dihadapi UMKM, Bank Indonesia juga telah melakukan kajian mengenai profil UMKM di Indonesia. "Pemetaan tersebut menyimpulkan beberapa poin penting yaitu pertama, sektor ini memiliki tingkat daya tahan yang cukup tinggi, kedua, potensi UMKM masih dapat terus dikembangkan jika mereka dapat meningkatkan modal dan ketiga, peluang di sektor UMKM bagi perbankan masih sangat besar," kata Burhanuddin. Selain melakukan pemetaan UMKM, Bank Indonesia juga terus merealisasikan komitmennya dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM seperti dengan meningkatkan akses UMKM terhadap sumber dana perbankan dengan mendorong perbankan memperluas jaringan pelayanannya agar dapat lebih merata menjangkau seluruh pelosok daerah. Bank Indonesia juga akan melanjutkan berbagai program yang terkait dengan Program Peningkatan Hubungan Bank dengan Kelompok (PHBK) dan peningkatan hubungan Bank dengan BPR melalui Linkage Program. Keberhasilan berbagai program ini secara langsung akan meningkatkan suplai dana perbankan yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk kemajuan di sektor ini. Selain itu, Bank Indonesia akan menyediakan informasi mengenai pola pembiayaan (lending model) bagi komoditas unggulan, yang dalam tahun 2005, Bank Indonesia telah menyusun pola pembiayaan bagi 76 komoditi, termasuk di dalamnya adalah 10 komoditi di sektor kelautan dan perikanan seperti penangkapan ikan laut dan budi daya mutiara. Selama tahun 2005 Bank Indonesia telah memberikan pelatihan kepada 1.605 peserta dari 780 lembaga penyedia jasa atau Business Development Services Provider (BDSP). Kredit yang berhasil dicairkan melalui Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) ini sebesar Rp164,3miliar dari 303 kantor bank dengan jumlah UMKM sebanyak 3.522 unit.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006