Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia berakhir lebih rendah pada Selasa, terseret penurunan perusahaan energi karena harga minyak jatuh akibat aksi ambil untung dan harga bijih besi yang turun mendorong saham pertambangan melemah di tengah ketegangan Ukraina-Rusia, meskipun saham teknologi membantu membatasi kerugian.

Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia merosot 0,51 persen atau 37,00 poin menjadi 7.206,90 poin, merupakan penutupan terendah sejak 11 Februari. Indeks acuan menguat 0,4 persen pada Senin (14/2/2022).

"Sentimen umum lemah dan tidak pasti," kata Mathan Somasundaram, CEO Deep Data Analytics.

"Rusia-Ukraina (ketegangan) tetap menjadi risiko besar, tetapi kita mungkin tidak melihat penyelesaian ini dalam beberapa hari ke depan."

Saham energi adalah pecundang teratas pada indeks acuan, meluncur 3,1 persen untuk menandai hari terburuk mereka dalam tiga minggu, karena investor mengambil keuntungan dari reli harga minyak hari sebelumnya.

Perusahaan eksplorasi minyak dan gas utama Woodside Petroleum dan Santos masing-masing tergelincir 2,5 persen dan 4,2 persen.

Harga bijih besi yang rendah mengirim para penambang merosot 1,2 persen, karena para pedagang resah atas peringatan dari regulator konsumen utama China terhadap pergerakan harga yang tidak biasa baru-baru ini.

Saham kelas berat sektor tambang Rio Tinto dan Fortescue Metals Group masing-masing tergelincir 2,3 persen dan 5,1 persen.

Saingannya BHP Group menyerahkan keuntungan awal menjadi ditutup 0,3 persen lebih rendah setelah membukukan laba semester pertama yang melampaui estimasi dan rekor pembayaran dividen.

Sebaliknya, saham teknologi terangkat 1,0 persen dengan Xero Ltd dan WiseTech Global naik sekitar 0,3 persen, sementara saham Block Inc Australia melonjak 4,2 persen.

Somasundaram mengatakan saham teknologi akan melemah karena imbal hasil obligasi terus meningkat, menambahkan bahwa mereka juga "diuntungkan dari RBA yang mengklaim tidak akan menaikkan (suku bunga) dalam waktu dekat."

Risalah pertemuan bank sentral Australia (RBA) Februari menunjukkan bahwa pihaknya siap untuk bersabar pada kebijakan karena pertumbuhan upah terus melambat bahkan ketika inflasi meningkat.

Sementara itu, indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru kehilangan 0,1 persen menjadi berakhir pada 11.938,32 poin.

Baca juga: Wall St jatuh terseret kekhawatiran Rusia-Ukraina dan suku bunga naik
Baca juga: Emas dekati tertinggi 3-bulan di Asia, krisis Ukraina kerek daya tarik
Baca juga: Minyak jatuh di Asia karena ambil untung, fokus konflik Rusia-Ukraina

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
COPYRIGHT © ANTARA 2022