Padang, (ANTARA News) - Menteri Kehutanan, M.S Ka`ban memastikan bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di Pulau Jawa saat ini dipastikan karena kerusakan hutan sehingga tidak mampu lagi menangkap dan menyimpan air saat curah hujan sangat tinggi. "Sudah pasti penyebab banjir di Jawa karena kerusakan hutan yang diperkuat penelitian dan keilmuan," ujar Ka`ban di Padang, Selasa (31/1). Ia menyebutkan, tutupan hutan di Pulau Jawa saat ini tinggal 28 persen dan kerusakan ini telah terjadi sejak 30 tahun lalu. "Bagaimana mungkin, kondisi hutan Jawa seperti saat ini bisa menangkap curah hujan yang begitu tinggi," katanya. Menurut dia, kerusakan hutan di Jawa karena faktor jumlah penduduk sehingga dilakukan pembukaan lahan dalam waktu cukup panjang 30 hingga 50 tahun sebelumnya. Untuk perbaiki kondisi hutan Jawa harus dilakukan rekonstruksi ulang penggunaan lahan di pulau ini, tambahnya. Ditanya tanggungjawab Departemen Kehutanan RI terkait kerusakan hutan dan bencana banjir di Jawa, Ka`ban mengatakan, "Lho..lho.. kenapa Dephut yang disalahkan, orang kehutanan menjadi korban kok". Lebih lanjut, tambahnya, kondisi kerusakan hutan di Jawa adalah bagian dari hancurnya hutan Indonesia yang sudah mencapai 59,3 juta hektare dengan laju penyusutan 2,8 juta hektare per tahun. Akibat kerusakan ini, negara dirugikan mencapai Rp41 triliun pertahun, tambah Ka`ban. Kerusakan hutan tersebut disebabkan oleh perambahan, pencurian dan perubahan status kawasan yang ada, sedangkan langkah kongkrit memperbaikinya adalah rehabilitas lahan, reforestrasi dan reboisasi hutan. "Hal penting lainnya untuk memperbaiki hutan adalah, keinginan bersama melakukan rekonstruksi ulang penataan tata ruang di setiap daerah," demikian M.S Ka`ban.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006