Yogyakarta (ANTARA News) - Pameran tunggal seniman Irwanto Lentho bertajuk "Sang Pencukil" menyajikan adegan fantasi yang berwarna-warni mengenai kehidupan sehari-hari.

"`Sang Pencukil` secara eksplisit membangun kesan heroik dan romantik, tetapi di luar konotasi itu secara implisit menyarankan sebuah pernyataan sikap yang hendak menegasikan posisi istilah di medan sosial," kata kurator pameran Aminudin TH Siregar di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, karya-karya cukilan kayu Irwanto Lentho itu membuktikan kepiawaiannya mengeksplorasi salah satu teknik tertua dalam sejarah pembuatan cetakan.

"Di tangan Irwanto, teknik cukilan kayu berhasil dimunculkan sebagai pekerjaan yang tidak hanya membuat mata terpukau pada kekaguman teknis, tetapi sekaligus mengajak kita memaknai tema yang ditawarkan," katanya.

Ia mengatakan secara umum karya cukilan kayu Irwantho Lentho yang dicetak tunggal masih menarasikan pandangan personalnya terhadap dunia sekitar, dengan memakai amsal-amsal yang mudah dicerna dan dinikmati.

Irwanto tidak meluapkan kerumitan kode yang sering menjebak seniman ke ruang pendiktean sosial yang depresif dan monoton. Sebaliknya, seniman ini mengabarkan keceriaan dalam alam fantasinya.

Menurut dia, dengan hadirnya karya Irwanto itu diharapkan akan semakin menambah dinamika seni grafis Indonesia, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Dengan demikian, keragaman praktik seni tidak hanya berlangsung secara energik, tetapi juga menyisakan tempat bagi mereka yang mau menekuni jenis seni seperti cukilan kayu sederhana," katanya.

Pameran "Sang Pencukil" yang berlangsung hingga 13 Agustus 2011 itu merupakan muara dari terpilihnya Irwanto sebagai pemenang ke-2 Trienale Seni Grafis Indonesia 2009. (B015/M008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011