Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI belum bisa menyimpulkan penurunan jumlah kasus aktif COVID-19 di DKI Jakarta dalam beberapa hari terakhir karena situasi pandemi yang melandai.

"Kasus COVID-19 di DKI Jakarta telah melampaui capaian puncak periode Delta (Juli-Agustus 2021) sekitar 14.000 kasus. Kemarin (periode Omicron, red.) angkanya mencapai 15.825 kasus. Tetapi sudah terjadi penurunan dalam dua hari terakhir," kata Sekretaris Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers secara virtual yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Rabu.

Kemenkes hingga saat ini masih memantau perkembangan kasus untuk bisa memastikan pemicu penurunan angka kasus aktif COVID-19 di DKI Jakarta.

"Apakah betul ada penurunan ataukah karena testing yang sedikit turun di DKI Jakarta," ujarnya.

Baca juga: 120 tempat usaha di Jakarta kena sanksi terkait prokes

Menurut dia, pola pelaporan kasus dari pemerintah DKI Jakarta hingga saat ini masih bersifat fluktuatif.

"Ada tambahan data yang belum dilaporkan terjadi pada data Sabtu dan Minggu lalu, angka masih sangat fluktuatif," katanya.

Nadia yang juga Juru Bicara Kemenkes RI itu, mengatakan pemantauan terhadap situasi pandemi COVID-19 di DKI Jakarta dilakukan melalui pelaporan data kasus secara "real time" atau seketika.

Ia melaporkan penurunan kasus COVID-19 di DKI Jakarta saat ini terjadi hampir di seluruh wilayah kota administratif.

"Walaupun penurunannya bervariasi ada yang empat hingga tujuh hari penurunan. Kita lihat ada penurunan kasus Omicron. Tetapi tetap harus waspada, tingkat puncak kasus itu tergantung dengan deteksi, kemudian protokol kesehatan kita," ujarnya.

Baca juga: BOR di 140 rumah sakit rujukan di Jakarta naik menjadi 61 persen
Baca juga: Wagub DKI: Pasien masuk fasilitas isoter tidak dibatasi asal daerahnya

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2022