Kupang (ANTARA News) - Dari 115 korban tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) JM Feri di perairan antara Kupang dengan Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), banyak yang ditemukan dalam kondisi kritis karena terapung di laut dengan peralatan pelampung lebih dari 12 jam. Keterangan yang diperoleh ANTARA dari Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Dan Lantamal) IX-Kupang, Laksamana Pertama Syahrin AR di Kupang, Rabu, KRI Bandrong dan KRI Tongkol segera melakukan evakuasi pertama atas para penumpang yang ditemukan dalam keadaan selamat. "Banyak yang mulai kritis, karena pertolongan medis darurat memang diberikan langsung di atas KRI Bandrong dan KRI Tongkol tetapi sangat terbatas," kata Dan Lantamal IX-Kupang, Laksma Syahrin. Evakuasi pertama itu dilakukan agar para penumpang yang dalam keadaan kritis segera mendapat pertolongan medis yang lebih memadai di Kupang. Dia mengatakan, pada Selasa malam (31/1) pihaknya memperoleh laporan bahwa KMP JM Feri mengalami patah kemudi di perairan antara Kupang dan Pulau Rote, Kabupaten Rote-Ndao. Sesaat setelah menerima laporan tersebut, pihaknya langsung mengerahkan tiga KRI ke lokasi yakni KRI Bandrong, KRI Tongkol dan KRI Warakas. Hanya, karena cuaca buruk sehingga pencarian korban mengalami kesulitan, apalagi gelombang laut mencapai tiga meter, dengan kecepatan angin berkisar antara 20 sampai 35 knot per jam. Dan Lantamal IX-Kupang, Syahrin AS kemudian memerintahkan pesawat Cassa milik TNI Angkatan Laut melakukan pengamatan dari udara, lalu melakukan kontak dengan KRI Bandrong dan KRI Tongkol melakukan penyisiran sampai akhirnya, sampai dengan Rabu siang sudah menemukan 115 orang. Diperkirakan sekitar 45 orang belum ditemukan, karena berdasarkan manifes dari pihak JM Feri, para penumpang yang terdaftar mencapai 160 orang ditambah 20 anak buah kapal (ABK). Jika ada penumpang yang tidak terdaftar di manifes, maka kemungkinan lebih dari angka 45 orang yang masih harus diselamatkan dalam musibah itu.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006