Jakarta (ANTARA News) - Calon Panglima TNI Djoko Suyanto menilai Komando Teritorial (Koter) yang kini berubah menjadi Komando Kewilayahan masih relevan untuk menghadapi ancaman pertahanan keamanan karena keterbatasan angggaran dan personil TNI. "Kita harus melihat Koter dengan pemahaman yang obyektif, jika kekuatan TNI kita baik alat utama sistim senjata (Alutsista) maupun personil sudah ideal kemungkinan konsep Koter akan berubah," katanya saat menjawab pertanyaan anggota Komisi I seputar pemberlakuan Koter dalam forum uji kelayakan dan kepatutan Calon Panglima TNI, di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, saat ini TNI benar-benar berada dalam situasi yang serba terbatas baik dari sisi anggaran, alutsista dan personil. Idealnya angkatan bersenjata itu seperti yang dimiliki Amerika Serikat yang memiliki jumlah personil memadai dan diperlengkapi senjata memadai pula sehingga dapat ditempatkan di manapun dan kapanpun konflik terjadi. "Namun TNI kan belum sampai situ, jadi perlu ada skala prioritas dalam mengelola masalah pertahanan dan keamanan termasuk untuk mendeploy pasukan," kata Djoko. Ia menegaskan, TNI tidak alergi terhadap perubahan tetapi semua pihak juga harus melihat kemampuan yang dimiliki TNI saat ini karena keterbatasan anggaran alutsista dan personil. Lulusan AKABRI udara tahun 1973 itu mengatakan dalam pengelolaan pertahanan dan keamanan menghadapi ancaman yang datang dari dalam dan luar diperlukan Sistim Pertahanan Terintegrasi antara ketiga Matra Darat, Laut dan Udara. Artinya tambah dia, dalam sebuah operasi akan dikerahkan pasukan sesuai dengan spektrum ancaman yang dihadapi. Djoko mencontohkan dalam kasus Ambalat yang spektrum ancamannya ada di laut maka leading sektornya adalah Angkatan Laut, tetapi bukan berarti TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Udara tidak terlibat dalam operasi di Ambalat. Bahwa pengaktifan Koter akan disalahgunakan untuk kepentingan politis seperti pada masa lalu Djoko mengatakan saat ini kontrol terhadap TNI sangat kuat, baik itu melalui UU No.34 Tahun 2004 tentang TNI, keberadaan LSM dan masyarakat lainnya sehingga kekawatiran itu tidak perlu terlalu berlebihan. Mengenai kondisi kekuatan TNI saat ini, Djoko menyebutkan, jumlah prajurit tercatat 361.823 orang terdiri dari Angkatan Darat 276.953 orang, TNI AL 57.197 orang dan TNI AU 27.673 orang. "Apabila dibandingkan dengan jumlah prajurit negara tetangga atau rasio terhadap jumlah penduduk maka jumlah prajurit TNI dapat dikatakan relatif lebih kecil," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006