Bengaluru (ANTARA) - Kurs rupiah Indonesia melemah setengah persen pada Kamis, karena negara ini secara bertahap mulai mengembalikan stimulus era pandemi sehubungan tanda-tanda pemulihan ekonomi, sementara baht Thailand memperpanjang kenaikan hari ketiga berturut-turut hingga mendekati level tertinggi lima bulan.

Peso Filipina sedikit menguat bahkan ketika bank sentral negara itu mempertahankan suku bunganya tidak berubah, dan dolar Taiwan dan won Korea Selatan terapresiasi antara 0,1 persen dan 0,2 persen.

Rupiah Indonesia melemah 0,5 persen, menandai sesi terburuknya sejak awal November karena proyeksi pertumbuhan yang kuat untuk 2023 antara 5,3 persen dan 5,9 persen - di atas target pertumbuhan 5,2 persen tahun ini - menggarisbawahi rencana tapering pemerintah.

Analis di Barclays melihat "lingkungan yang relatif menantang dalam jangka pendek" untuk rupiah karena pemicu normalisasi Federal Reserve AS, dengan obligasi Indonesia, salah satu imbal hasil tertinggi di kawasan, terlihat meningkat lebih lanjut.

Imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia 10-tahun yang jadi acuan berdiri di 6,508 persen, naik 13,2 basis poin sejak awal tahun ini.

The Fed pada Selasa (15/2/2022) mengatakan bahwa sementara pihaknya akan mulai menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi, bank sentral akan memutuskan laju kenaikan pada setiap pertemuan, mendorong investor ke aset-aset berisiko.

Kembali di Asia, peso Filipina terapresiasi 0,1 persen bahkan ketika bank sentral mempertahankan rekor suku bunga rendah untuk pertemuan kebijakan ke-10 berturut-turut, mengatakan ekspektasi inflasi yang terkendali memungkinkannya untuk mempertahankan dukungan kebijakan.

Baht Thailand, mata uang regional berkinerja terbaik tahun ini setelah kinerja suram pada 2021, naik untuk sesi ketiga berturut-turut, menguat sekitar 0,4 persen mendekati level tertinggi sejak awal September.

Di antara ekuitas, indeks acuan Korea Selatan (KOSPI) melonjak hingga 1,5 persen mencapai tertinggi dalam seminggu, saham di Singapura (STI) naik untuk hari ketiga berturut-turut, menguat sekitar 0,5 persen karena negara pulau itu melaporkan PDB kuartal keempat yang lebih tinggi dari perkiraan awal pemerintah dan mempertahankan perkiraan pertumbuhannya untuk 2022.

"Sementara perkiraan resmi 5,5 persen untuk tahun 2022 masih menyiratkan pertumbuhan setahun penuh yang lebih rendah pada tahun 2022, perkiraan tersebut mewakili pemulihan ekonomi yang solid, karena kekuatan pertumbuhan PDB tahun 2021 dibesar-besarkan oleh efek dasar yang besar yang timbul dari dampak awal pandemi pada tahun 2020," kata analis Barclays.

Pasar ekuitas lainnya termasuk indeks acuan Malaysia (KLSE), Thailand (SETI) dan ekuitas China (SSEC) naik di kisaran 0,1 persen dan 0,9 persen. Saham Indonesia (IDX) turun sebanyak 0,9 persen, dan saham di Manila (PSI) turun sekitar 0,2 persen.

Baca juga: Rupiah melemah, dipicu kasus COVID-19 RI lampaui puncak gelombang 2
Baca juga: Bank Mandiri: LCS buat pengelolaan tekanan rupiah semakin baik
Baca juga: Baht Thailand capai level tertinggi 5 bulan didorong arus masuk asing

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2022