Jakarta (ANTARA News) - Ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten merupakan tantangan utama para pengembang software lokal ditengah tumbuhnya pasar perangkat keras di Indonesia.

Menurut Indra Sosrodjojo, Direktur Andal Software, sebuah perusahaan pengembang lokal, jumlah programmer di Indonesia masih sangat terbatas sementara tuntutan peningkatan layanan terus meningkat.

Kebutuhan peningkatan kualitas layanan seperti update software juga harus dipenuhi dan hal itu perlu didukung tenaga-tenaga programmer yang kompeten.

Indra memetakan bisnis piranti lunak di Indonesia dalam dua pangsa berbeda yakni Mass Market (kalayak) dan Mass Enterprise (korporat).

Karakter keduanya pun berbeda, Mass Market membutuhkan aplikasi yang mudah, tidak perlu pelatihan khusus, dan harga jualnya juga lebih murah.

Sementara Mass Enterprise membutuhkan aplikasi yang lebih spesifik, lebih rumit sehingga pengguna memerlukan pelatihan, dan tingkat keamanannya tinggi sehingga harganya lebih mahal.

"Software Enterprise tidak ada yang dibajak karena aplikasi yang sulit dan butuh pelatihan, berbeda dengan software Mass Market," kata Indra dalam diskusi bertema "BizTalk" di FX Senayan Jakarta pada Rabu (10/8).

Sebelum terjun ke bisnis enterprise, perusahaan piranti lunak itu harus menentukan model bisnis yang tepat, target pasar yang besar, dan pengalaman dari mass market bisa dibawa ke enterprise.

Dalam pemasaran, perusahaan piranti lunak memerlukan mitra kerja yang tepat (partnership) karena  tidak bisa bergantung pada toko ritel dan memanfaatkan hubungan yang baik antar pelanggan.

"Tidak mungkin software enterprise dipajang di toko-toko karena itu memerlukan mitra, saat ini Andal sudah memiliki 20 mitra partner," katanya.

Salah satu piranti lunak Andal bagi pasar Enterprise adalah Andal Pay Master untuk payroll.

(Adm/S026)

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011