Jakarta (ANTARA) - The European Investment Bank (EIB) memutuskan untuk membuka kantor perwakilan baru di Jakarta untuk berfokus membiayai penanganan perubahan iklim di Asia Tenggara dan Pasifik.

"EIB hadir di kawasan ini selama 25 tahun dan EIB telah melaksanakan kegiatan terkait memberikan pinjaman dan melakukan bauran pembiayaan, kami sudah sangat aktif di kawasan ini dan kami juga memiliki pengalaman panjang membiayai proyek-proyek infrastruktur," kata Kepala Kantor EIB di Jakarta Sunita Lukkhoo dalam media briefing daring yang dipantau di Jakarta, Jumat.

Sunita menambahkan saat ini EIB memiliki tujuan menjadi bank iklim dengan 50 persen portofolio investasi merakan untuk aktivitas-aktivitas yang menghentikan laju perubahan iklim.

"Kami rasa ini penting untuk menangani masalah seperti emisi gas rumah kaca. Aksi iklim mungkin teras mengintimidasi (untuk dilakukan), karena proyeknya masih terbatas, tapi ada banyak potensi dan proyek yang bisa dieksplorasi," imbuh Sunita.

Ia mencontohkan di transportasi perkotaan, sebelumnya EIB memiliki proyek pengembangan transportasi massal ramah lingkungan di India dan penyediaan sanitasi serta pengelolaan limbah di Kamboja.

Ia tidak menyebut berapa tepatnya akan berinvestasi di Indonesia, tetapi menurutnya akan terdapat berbagai cara investasi yang dilakukan untuk berbagai sektor yang mendukung penanganan perubahan iklim.

"Kami ingin berinvestasi pada proyek yang akan berdampak terhadap masyarakat. Jadi kami melihatnya dampaknya tersebut," katanya.

EIB telah beroperasi sejak tahun 1995 di Indonesia dan sampai saat ini telah berinvestasi hingga sekitar 500 juta dolar AS.

Baca juga: Presiden COP26 dorong peran Indonesia dalam isu perubahan iklim

Baca juga: Kementan latih sejuta petani dan penyuluh antisipasi perubahan iklim

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022