Jakarta, 11/8 (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional kembali mengingatkan ancaman ledakan jumlah penduduk yang kemungkinan terjadi di Indonesia beberapa tahun mendatang bisa mengancam ketersediaan pangan.

"Ledakan jumlah penduduk yang sangat tinggi bisa mengancam ketersediaan pangan," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief dalam acara Media Gathering "Persoalan Kependudukan bagi Ketersediaan Pangan" di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis.

Sugiri menjelaskan, konsumsi perkapita beras di Indonesia masih sangat tinggi yakni 139,15 kilogram per kapita per tahun.

Sementara itu konversi lahan di Indonesia terjadi sangat cepat dari persawahan menjadi pemukiman dan lain sebagainya akibat tingginya jumlah pertumbuhan penduduk.

Selain itu, perubahan iklim yang dipicu tingginya jumlah penduduk juga mengakibatkan gagal panen dan lain sebagainya.

"Penduduk banyak bisa mempengaruhi perubahan iklim, dan sebaliknya penduduk juga akan terpengaruh pada perubahan iklim yang terjadi," katanya.

Sugiri menambahkan, berdasarkan sensus tahun 2010 diketahui bahwa pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional, yaitu 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun.

"Laju pertumbuhan yang tinggi akan mengakibatkan konversi lahan persahawan juga terus meningkat padahal jumlah penduduk yang tinggi juga mengakibatkan meningkatnya kebutuhan dan konsumsi akan beras," katanya.

Dia mengatakan, untuk menghindari terjadinya ancaman ketersediaan pangan maka laju pertumbuhan penduduk harus ditekan.

Untuk itu, menurut dia, diperlukan upaya dan langkah konkret guna menurunkan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas penduduk melalui berbagai program, baik dalam aspek kualitas maupun kuantitas.

"Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan desain induk (grand design) pembangunan kependudukan dan revitalisasi program KB nasional untuk menjadi rancang bangunan tata kependudukan di In-donesia yang akan datang," ujarnya.

Selain. itu, Sugiri menambahkan, untuk menyikapi laju pertumbuhan penduduk, juga diperlukan upaya revitalisasi Keluarga Berencana.

Sugiri juga mengatakan, pengembangan teknologi diperlukan untuk mengimbangi ancaman ledakan penduduk dan mengantisipasi krisis pangan.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Achmad Suryana mengatakan sistem distribusi pangan yang handal juga diperlukan agar penyebarannya bisa merata di Indonesia.

Dia juga mengatakan bahwa upaya menekan laju pertumbuhan penduduk adalah merupakan keharusan mengingat adanya kemungkinan terjadinya krisis pangan.
 

(T.W004)

COPYRIGHT © ANTARA 2011