Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari E. Pangestu akan meminta Bulog mengintensifkan operasi pasar (OP) beras untuk mengatasi terus melonjaknya harga kebutuhan pokok itu yang kenaikannya hingga Rp500 per kg. "Mungkin harus diintensifkan. Kita sudah perintahkan itu (pada Bulog--red). Sekarang kita pantau agar dilakukan lebih intensif, terutama dalam beberapa pekan ini yang crusial. Begitu panen yang harus dilakukan Bulog adalah membeli beras supaya harga tidak jatuh," kata Mari, di Jakarta, Kamis. Berdasarkan pantauan pada pedagang beras, di Pasar Minggu, harga beras jenis IR III yang semula Rp4.300 per kg di Pasar Induk Beras Cipinang naik menjadi Rp4.800 per kg. "Kalau begitu, harga jualnya nanti kemungkinan Rp4.200 per liter (Rp6.000 per kilo gram--red)," kata salah seorang pedagang yang tak mau disebut namanya. Sementara itu beras paling murah dijual Rp3.600 per liter. Menteri mengatakan, pihaknya akan mempelajari hal itu karena seharusnya harga beras mulai turun, karena musim panen dimulai Februari. "Kenaikan mungkin terjadi karena pengaruh banjir atau cuaca," katanya seraya menambahkan bahwa harga beras akan turun begitu masuk musim panen raya (Maret--red). Sementara itu, untuk mengatasi kenaikan harga gula yang kini berkisar Rp6.500 per kg, pihaknya sedang membahas kemungkinan dilakukannya operasi pasar. "Kami sedang berkoordinasi dengan semua stakeholder dan mencari kesepakatan harga eceran yang pantas," katanya. Pemerintah akan meminta produsen, yang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melepas gula dengan harga Rp5.500 per kg ke pedagang sehingga harga gula di tingkat konsumen bisa mencapai Rp6.000 per kg. Kenaikan harga gula, menurut Mari, terjadi karena harga gula internasional yang melebihi 400 dolar per metrik ton.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006