Jakarta (ANTARA) - Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengaku kaget dan tidak tahu menahu mengenai informasi yang menyebutkan pesawat pembawa Nazaruddin ke Indonesia setelah ditangkap di Cartagena, Kolombia, sempat menginap di Washington DC.

"Saya akan telusuri informasi tersebut, termasuk menanyakannya ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kolumbia, terima kasih atas informasinya" kata Dubes kepada ANTARA melalui percakapan internasional dari Jakarta, Sabtu malam, berkaitan dengan isu yang menyebutkan sebelum ke Tanah Air, pesawat carter pembawa buronan KPK tersebut bermalam di ibu kota AS.

Isu tersebut bahkan menyebutkan adanya sejumlah "deal" khusus dan keterlibatan agen AS dalam kasus mantan Bendahara Partai Demokrat itu, partai politik yang lahir atas gagasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun demikian, Dubes Dino membenarkan bahwa pesawat jenis gulfstream yang membawa Nazaruddin merupakan pesawat carteran  dari perusahaan di Washington, dan dipergunakan untuk kepentingan membawa pulang tersangka dugaan kasus suap proyek pembangunan wisma atlet Jakabaring, Palembang.

"Kalau itu saya tahu, tetapi soal pesawat sempat bermalam di Washington setelah berhasil menangkap Nazaruddin saya belum mendapat laporannya. Saya akan berkordinasi dengan dubes kita di Columbia mengenai hal itu," katanya lagi.

Lebih jauh mantan juru bicara presiden RI itu mengatakan, hingga kini belum ada informasi yang masuk ke KBRI Washington mengenai adanya paspor Indonesia atas nama M Syarifuddin bercap AS telah tiba di AS.

"Bodoh saja kalau ada warga Indonesia yang terkena kasus hukum masuk Amerika Serikat. Sistem Imigrasi di sini sudah canggih sehingga bisa dengan cepat mendeteksi warga asing yang memiliki persoalan hukum yang masuk ke AS," katanya.

Pesawat carter gulfstream yang membawa Nazaruddin tiba di bandara Halim Perdana Kusuma pukul 19.51 WIB dan langsung berada dalam penjagaan ekstra ketat petugas Brimob. Setelah turun dari pesawat buronan KPK itu langsung dibawa ke markas Komando Brimob, Kelapa Dua Depok.

Pesawat sewaan dengan biaya Rp4,3 miliar itu bertolak dari Bogota, Kolombia, pada Kamis petang waktu setempat atau Jumat dinihari WIB. Sebelum tiba di Tanah Air, pesawat tersebut sempat transit di beberapa negara di antaranya Uni Emirat Arab, Sudan, Maldive dan Kenya. (*)

B011/Z002

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011