Jakarta (ANTARA News) - Menlu Hasan Wirayuda menunjuk Nana Sutresna menjadi utusan khusus RI untuk bertolak ke Korea Utara dan Korea Selatan dalam rangka memfasilitasi konflik di Semenanjung Korea itu. "Nana Sutresna dalam dua atau tiga hari ini akan bertolak ke Beijing untuk selanjutnya menuju ke Korea Utara," kata Menlu Hasan Wirayuda di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, keberangkatan Nana Sutresna, mantan Duta Besar RI di Inggris tersebut merupakan misi untuk merespon permintaan dari Korea Selatan yang disampaikan Menteri Pertahanannya, Yoon Kwan Ung saat berkunjung ke Jakarta beberapa waktu lalu. "Pengiriman utusan itu bukan inisiatif Indonesia sendiri, namun merupakan respon positif atas keperluan pihak terkait (Korea Selatan dan Utara)," kata Menlu. Apabila pihak Korea Utara setuju, menurut dia, langkah selanjutnya adalah menentukan tempat dan waktu pertemuan bagi menteri pertahanan kedua Korea itu. Ketika ditanya kemungkinan Indonesia akan melibatkan negara lain dalam misi tersebut, dengan tegas Menlu menampiknya dan mengatakan Indonesia tidak akan melibatkan negara lain, selain kedua Korea yang sedang berselisih itu. "Tidak, ini lebih banyak pada upaya yudifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan," katanya. Ia mengatakan tidak ada target waktu untuk bisa mempertemukan kedua Menhan Korea Utara dan Korea Selatan tersebut. "Apabila sudah ada sinyal dari kedua negara itu, pertemuan akan diselenggarakan dalam waktu cepat dan itu lebih baik," ujarnya. Menlu menyebutkan pada tahun 2004, Indonesia berhasil mempertemukan dua Menlu Korea itu dalam sebuah acara kenegaraan di Jakarta. Kini Hasan optimis bahwa RI bisa memainkan peran sebagai fasilitator. Setelah berkunjung ke Korea Utara, utusan khusus Indonesia itu juga akan melakukan kunjungan ke Korea Selatan untuk menjalankan misi yang sama. Langkah Indonesia yang diminta untuk mejadi fasilitator itu berawal dari pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pertahanan Korsel, Yoon Kwan Ung, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/1) lalu. Dalam pertemuan tersebut, Presiden antara lain didampingi oleh Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono. Peran Indonesia yang diharapkan oleh Korsel dalam mengatasi masalah di Semenanjung Korea adalah membantu membuka dialog antara menteri pertahanan Korsel dan Korut.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006