Seoul (ANTARA News) - Perusahaan nasional kereta api Korea Selatan berharap akan dapat memberangkatkan ratusan penggemar sepakbola menggunakan kereta api khusus Piala Dunuia langsung ke Berlin melalui Korea Utara dan Rusia, kata pejabat Kamis. Rencana untuk memberangkatkan kereta api dari Korea Selatan melalui Korea Utara dan terus ke Jerman melalui Siberia merupakan gagasan dari Lee Chui, ketua jawatan kereta api Korea Selatan (KORAIL). Tapi Korea Utara, yang ditentang dunia luar soal senjata nuklir, mesti setuju. "Rencana itu memerlukan persetujuan dari Korea Utara, yang sejauh ini belum memberikan tanggapan terhadap proposal kami untuk mengadakan pembicaraan," kata seorang pejabat KORAIL kepada AFP. Jika Korea Utara sepakat, kereta api itu akan berangkat dari kota pelabuhan bagian selatan Korsel, Busan, menjelajahi semenanjung melalui Korea Utara dan masuk ke Rusia. Sebagai upaya dari rekonsiliasi -- kedua Korea secara teknis masih terlibat perang -- kini hampir rampung membangun rel menyeberangi daerah perbatasan sepanjang empat kilometer di perbatasan antar-Korea yang ditutup sejak perang Korea 1950-1953. Dalam persetujuan pada pertemuan tingkat tinggi tahun 2000, mereka sepakat membangun kembali jalur kereta api di bagian barat semenanjung yang menghubungkan dengan Cina dan daerah timur lainnya dengan membangun rel kereta api trans-Siberia. Tapi penolakan terhadap ambisi nuklir Korea Utara menunda pembukaan rel kereta api antar-Korea, sementara jalan raya yang paralel dengan rel itu sudah dibuka. Ketua KORAIL Lee mengatakan, kereta api khusus Piala Dunia itu akan meningkatkan harapan tim Piala Dunia Korea. "Itu akan merupakan momentum penting bagi warga Korea -- untuk melihat kereta api melewati daratan mereka saat mereka mendukung rekan-rekan pemain sepakbola di Jerman," katanya seperti dikutip kantor berita Yonhap. Korea Selatan, semifinalis pada 2000, sudah lolos ke Piala Dunia Juni di Jerman dan sama-sama di Grup G dengan pemenang 1998 Perancis, Swiss dan Togo. Korea Utara gagal lolos ke Jerman.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006