Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan realisasi insentif fiskal pemulihan ekonomi nasional di bidang kesehatan melalui kepabeanan dan cukai sepanjang awal tahun hingga 18 Februari 2022 mencapai Rp674 miliar.

“Insentif fiskal tetap kita berikan dan untuk bea dan cukai diberikan Rp674 miliar terutama tetap didominasi oleh bidang kesehatan,” katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Jakarta, Selasa.

Sri Mulyani merinci, realisasi tersebut meliputi impor alat kesehatan Rp84 miliar dengan nilai impor Rp370 miliar yang meliputi tiga alat kesehatan ter edar yaitu PCR, test kit, obat antivirus dan oksigen.

Kemudian realisasi juga termasuk impor vaksin yakni sebesar Rp590 miliar dengan nilai impor Rp2,96 triliun untuk mengimpor 41,98 juta dosis jadi.


Baca juga: Menkeu: Insentif fiskal bea cukai untuk kesehatan capai Rp8,16 triliun

Terakhir adalah insentif fiskal di bidang dunia usaha yaitu sebesar Rp49 miliar yang diberikan bagi tambahan kawasan berikat (KB) dan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE).

Menteri menjelaskan seluruh aktivitas impor baik alat kesehatan dan vaksin dilakukan dalam rangka mengantisipasi lonjakan COVID-19 varian Omicron.

“Ini kita mengantisipasi lonjakan Omicron di mana kita menjaga keselamatan masyarakat melalui impor sebesar Rp590 miliar dalam bentuk impor vaksin,” ujarnya.

Baca juga: Pemerintah gencarkan insentif fiskal guna dorong ekonomi triwulan I

Sebelumnya pada Senin (21/2), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan puncak kasus COVID-19 varian Omicron akan terjadi dua sampai tiga minggu ke depan atau sekitar pertengahan Maret 2021.

“Pemerintah terus memantau dan menyiapkan langkah karena ini puncaknya dalam dua sampai tiga minggu ke depan yang perlu diantisipasi,” kata Airlangga.


Baca juga: Pemerintah kaji insentif fiskal untuk industri hulu migas
Baca juga: Menperin: Insentif fiskal untuk industri hijau masih didiskusikan K/L

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2022