London (ANTARA News) - Direktur Utama Mesjid Raya London (The London Central Mosque) Dr Ahmad Al-Dubayan memuji kehidupan beragama di Indonesia yang demikian majunya, bahkan demokrasi dapat saling berdampingan dengan Islam.

Hal itu disampaikan Dr Ahmad Al-Dubayan didampingi Public Relation Coordiator The London Central Mosque, Omar Saddique dalam wawancara dengan koresponden Antara London sehubungan dengan maraknya suasana bulan suci Ramadhan di mesjid yang terbesar di London, Senin sore.

Mesjid Raya London setiap hari menyelenggarakan acara berbuka bersama dan dilanjutkan dengan sholat Magrib dan sholat Isya serta taraweh bersama yang setiap malamnya selalu dipenuhi oleh umat Muslim dari berbagai bangsa yang ada di London dan sekitarnya.

Menurut Dr Ahmad Al-Dubayan, Indonesia dengan penduduk yang beragama Islamnya cukup banyak namun bukan menjadi Negara Islam dan memuji kepemimpinan di Indonesia.

Mengenai kerusuhan yang terjadi baru baru ini yang melanda beberapa wilayah di Inggris yang mengakibatkan kerugian cukup besar dikalangan masyarakat Asia yang umumnya kaum Muslim dan yang menimbulkan adanya kebencian terhadap Islam.

Dr Ahmad Al-Dubayan yang pernah bekerja sebagai Kepala Riset dan Unit Terjemahan di Institut Studi Islam dan Arab dan menjadi dosen bahasa Arab Universitas Indonesia di Jakarta 1988-1990 mengatakan kerusuhan yang terjadi baru baru ini dalam bulan suci Ramadhan sama sekali tidak ada hubungannya dengan kebencian yang timbul di kalangan masyarakat Inggris.

Ia percaya kerusuhan yang terjadi dalam bulan suci Ramadhan dengan adanya pembakaran dan penjarahan serta adanya korban sangat disayangkan yang menyebabkan kerugian itu disebabkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sementara itu mengenai masih adanya Islamphobia, Dr Ahmad Al-Dubayan mengakui Islamphobia tidak akan pernah habis habisnya dan hal itu tidak perlu dikhawatirkan. "Tidak ada keraguan serangan yang terjadi terhadap Islam dimotivasi agama dan permusuhan terhadap kaum Muslim."

Menurut Dr Ahmad Al-Dubayan yang meraih gelar Master dalam bidang Filsafat Arab dan Linguistik dari Imam Universitas di Indonesia, maraknya tayangan mengenai Islam di media massa di Inggris dan dilayar kaca merupakan promosi yang sangat baik bagi Islam itu sendiri.

Dr Ahmad Al-Dubayan yang pada tahun 1999, menyelesaikan gelar PhD di Universitas Ruhr di Bochum , Jerman dalam bidang Filsafat Arab, Studi Islam dan Bahasa Inggris, mengatakan sekecil apapun pemberitaan mengenai Islam di media baik berita yang bagus maupun yang buruk tetap merupakan promosi bagi Islam.

"Tidak heran Islam agama yang sangat berkembang karena banyak yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai agama Islam," ujar anggota Dewan Tinggi Ahli di ISESCO.

Dr Al-Dubayan yang banyak mempublikasi karya karyanya diantaranya Studi Linguistical Translations Hunain Ibnu Ishak dan Sebuah Studi Analitik kitab Al-Wildan Rawdat fi Thabt Ibnu Jindan, mengakui bahwa Islam cukup berkembang di Inggris bahkan di Eropa.

Dr Al-Dubayan yang pernah memberikan makalah tentang "Bagaimana untuk mempengaruhi Image Islam di Barat" pada konferensi di Maroko pada tahun 2005 mengakui Islam sangat berkembang di Inggris maupun di Eropa dibandingkan dengan agama lainnya.

Pria yang berasal dari Yaman itu menyampaikan banyak makalah tentang budaya, pendidikan, Studi Islam, Linguistik dan hubungan antaragama dalam konferensi yang berbeda di Moskow, Rabat, Fez, Riyadh, Beirut, London dan Paris.

Mengenai keberadaan masyarakat Muslim Indonesia di Inggris diakuinya memberikan warna bagi kehidupan beragama di sini dan Dr Ahmad Al-Dubayan mengharapkan umat Islam Indonesia dapat memanfaatkan sarana yang ada di mesjid Raya London.

Ia juga menyampaikan penghargaannya dengan keberadaan Ketua Muslimat NU UK, Dra Afrahul Fadhilah, yang telah berhasil menjembatani antara komunitas Islam Indonesia di London dengan Mesjid Raya London.

"Saya banyak dibantu oleh Dra Afrahul Fadhilah, yang menjadi pimpinan rombongan jemaah Haji Indonesia dari Inggris," demikian Dr Ahmad Al-Dubayan yang sangat menyukai rendang Padang dan fasih berbahasa Indonesia.

(ZG)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011