Jakarta (ANTARA) - China masih menjadi negara sasaran ekspor terbesar untuk industri kelistrikan dan digital Jerman pada 2021, demikian diungkapkan Asosiasi Industri Kelistrikan dan Digital (Electro and Digital Industry Association/ZVEI) Jerman pada Senin (21/2).

Ekspor industri tersebut ke China meningkat 7,5 persen menjadi 25,1 miliar euro (1 euro = Rp16.272) tahun lalu, menurut ZVEI. Amerika Serikat berada di peringkat kedua, dengan ekspor naik 10,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 19,1 miliar euro.

Total ekspor oleh industri kelistrikan dan digital Jerman mencapai 224,6 miliar euro tahun lalu, melampaui tingkat sebelum krisis pada 2019 sebesar 4,6 persen, ungkap ZVEI.
 
Foto yang diabadikan pada 12 April 2021 ini menunjukkan layar yang menampilkan situs web Hanover Messe 2021 Digital Edition di Berlin, ibu kota Jerman. (Xinhua/Shan Yuqi)


Ekspor ke negara-negara Eropa lainnya pada 2021 mencatatkan pemulihan kuat sebesar 11,4 persen menjadi 144,9 miliar euro, sementara ekspor industri itu ke Asia tumbuh 7,1 persen menjadi 49,4 miliar euro.

Karena ekspor industri kelistrikan dan digital Jerman ke Asia hanya turun 1,7 persen di tahun pertama pandemi pada 2020, "lebih sedikit yang perlu dikejar," kata kepala ekonom ZVEI Andreas Gontermann.

Menurut Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis), total pendapatan perdagangan luar negeri antara Jerman dan China meningkat 15,1 persen (yoy) menjadi 245,4 miliar euro.
 
Seorang anak laki-laki mengamati sebuah model pabrik digital di stan Festo di Pameran Perdagangan Industri Hanover 2016 di Hanover, Jerman, pada 27 April 2016. (Xinhua/Zhang Fan)


China masih menjadi mitra dagang terpenting Jerman pada 2021, atau tahun keenam berturut-turut.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2022