Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 tak lepas dari dorongan positif  industri energi baru dan terbarukan (EBT).

"Pertumbuhan ekonomi tahun 2021 merupakan optimisme yang bisa kita bawa di tahun 2022. PDB riil Indonesia sudah melewati level prapandemi, di mana kita sudah masuk pada negara berpendapatan menengah ke atas dan dorongan positif juga datang dari sektor usaha terkait EBT,” kata Airlangga dalam acara Green Economy Outlook 2022 di Jakarta, Rabu.

Pemerintah memiliki perhatian serius pada industri EBT, yang terwujud dalam langkah pemerintah menetapkan ekonomi hijau sebagai strategi utama pada transformasi ekonomi jangka menengah dan panjang, karena di masa pandemi transformasi merupakan kunci percepatan pemulihan ekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan pembangunan inklusif dan berkelanjutan.

Dalam Presidensi G20 tahun 2022, penguatan komitmen Indonesia untuk mencapai berbagai target menjadi sangat penting dan membutuhkan kebijakan terhadap akses teknologi, akses pembiayaan, dan mempertimbangkan biaya energi yang terjangkau bagi masyarakat.

Untuk itu, Airlangga menegaskan peran pembiayaan hijau menjadi penting, tidak hanya terbatas pada pembiayaan melalui APBN atau penerbitan surat utang dan sukuk hijau, tetapi juga berbagai instrumen lainnya.

“Salah satu yang banyak dibahas terkait dengan blended finance yang perlu didorong, tak hanya dari pemerintah namun dari swasta dan lembaga-lembaga donor internasional utamanya untuk kelestarian alam. Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup juga diharapkan bisa mendorong terbitnya pengembangan perdagangan karbon secara transparan,” ujarnya dalam keterangannya.

Di sisi lain, ia menekankan bahwa pemerintah juga terus meningkatkan kerja sama pembiayaan hijau dengan lembaga internasional, seperti beberapa program EBT yang mendapatkan pembiayaan dari Development Finance Institution (DFI) dan Export Credit Agency (ECA).

Di sektor keuangan, Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II 2021-2025 yang telah dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentunya akan mendorong Taksonomi Hijau agar Indonesia bisa menjadi salah satu negara yang mempunyai standar hijau sebagai acuan pembiayaan nasional.

Sementara dari aspek regulasi, Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang mempermudah ekosistem berusaha juga didukung dengan nilai-nilai keselamatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan, yang menjadi salah satu implementasi UU yang dilaksanakan melalui sistem perizinan berbasis risiko yang telah diluncurkan pada tanggal 9 Agustus 2021.

“Pemerintah juga telah membentuk Indonesia Investment Authority (INA) dan diharapkan dapat berperan untuk mengembangkan peluang investasi jangka panjang terutama di sektor infrastruktur, termasuk infrastruktur digital dan infrastruktur lain yang mendukung pembangunan berkelanjutan,” ujar Airlangga.

Baca juga: Pertemuan G20 Menkeu-Bank Sentral dukung penerapan energi hijau
Baca juga: Dyah Roro Esti: G20 jadi momentum dorong percepatan transisi energi RI
Baca juga: Luhut: Butuh 8,58 miliar dolar investasi untuk pensiun dini PLTU


Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022