Jakarta (ANTARA News) - Persiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring menyatakan Harian Umum Rakyat Merdeka harus meminta maaf kepada masyarakat, terutama umat Islam, atas kesalahanya yang telah menyiarkan gambar kartun Nabi Muhammad SAW melalui rubrik situs fotonya. "Penayangan kartun itu sama halnya melecehkan agama Islam, maka redaksi Rakyat Merdeka harus meminta maaf kepada umat Islam," ujar Tifatul kepada ANTARA di Jakarta, Jumat. Tifatul menilai penayangan gambar kartun Nabi Muhammad sarat dengan SARA dan secara jelas melecehkan agama Islam, sehingga Rakyat Merdeka harus segera meminta maaf serta mendapat sanksi tegas dari organisasi jurnalistik yang menaunginya. Dikatakannya meski bertujuan sekadar memberi informasi atau kejelasan kepada publik menyangkut pemuatan gambar kartun Nabi Muhammad di media Denmark, Jyllands-Posten, gambar kartun itu merupakan kesalahan redaksi karena ceroboh dalam menurunkan materi berita atau informasi yang dinilai sensitif dan potensial memicu kemarahan umat Islam. "Dalam Islam, sosok Rasullulah tidak boleh diilustrasikan dalam bentuk apa pun," tandasnya. Menurut dia, situs Rakyat Merdeka yang menayangkan foto Nabi Muhammad SAW itu, berarti sama ikut andil menyebarluaskan pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW. Dia mengatakan sanksi dan kecaman dari banyak pihak yang ditujukan kepada Rakyat Merdeka atas kecerobohannya merupakan pelajaran bagi semua media agar lebih hati-hati memberikan informasi kepada masyarakat luas. Sementara itu, dalam situs Rakyat Merdeka digambarkan sosok Nabi Muhammad SAW yang bercambang dengan menggunakan sorban bom dan di bagian matanya ditutup blok merah, serta di bawahnya tertulis `Nabi Muhammad Dihina`. Jika rubrik foto di situs itu di`klik` maka secara otomatis akan terlihat gambar ukuran besarnya dan di bagian bawahnya tertulis, Satu dari 12 ilustrasi Nabi Muhammad SAW yang dimuat koran terbesar di Denmark, Jyllands-Posten, dan pernah ditampilkan di Situs Berita Rakyat Merdeka bulan Oktober tahun lalu. Lalu dilanjutkan dengan kalimat, Ilustrasi ini dinilai melecehkan Nabi Muhammad SAW dan menghina ajaran Islam. Dalam ilustrasi ini Nabi Muhammad digambarkan mengenakan sorban dari sebuah bom. Blok merah pada ilustrasi ini dibuat Situs Berita Rakyat Merdeka untuk menghindarkan penggambaran yang vulgar. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006