Jakarta (ANTARA) - Jumlah kasus COVID-19 yang dilaporkan di Jerman sejak awal pandemi telah mencapai 14,19 juta, ungkap Robert Koch Institute (RKI), lembaga pemerintah yang menangani pengendalian penyakit menular, pada Kamis (24/2).

Setelah puncak Omicron berlalu, angka harian kasus baru COVID-19 turun menjadi 216.322 pada Kamis, berkurang sekitar 19.300 dibandingkan sepekan lalu. Tingkat insiden COVID-19 tujuh harian di Jerman juga terus menurun dan telah mencapai 1.265 infeksi per 100.000 penduduk.

Jumlah pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) turun lebih dari 100 menjadi sekitar 2.280, jauh di bawah puncaknya yang tercatat sekitar 5.700 selama puncak gelombang kedua pada awal 2021, menurut Daftar Ketersediaan Perawatan Intensif Jerman (German Intensive Care Availability Register/DIVI) .

"Kita baru mengalami periode awal virus corona," kata Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach pada Rabu (23/2). Pandemi belum berakhir dan tidak ada kepastian bahwa varian virus corona mendatang mungkin tidak lebih berbahaya.
 
Orang-orang yang mengenakan masker terlihat di dalam sebuah bus di Berlin, Jerman, pada 18 Februari 2022. (Xinhua/Stefan Zeitz)Orang-orang mengantre untuk menjalani tes COVID-19 di sebuah pusat tes di Berlin, ibu kota Jerman, pada 2 Februari 2022. (Xinhua/Stefan Zeitz)


Lauterbach menekankan bahwa vaksinasi wajib masih diperlukan. "Kita harus memperhitungkan posisi khusus Jerman," katanya. Persentase warga berusia 60 tahun ke atas yang tidak divaksinasi di Jerman, kelompok yang sangat berisiko terpapar COVID-19, adalah 10 hingga 12 persen, jauh lebih tinggi daripada di banyak negara Eropa lainnya.

Kampanye vaksinasi di negara itu melambat. Menurut angka resmi, hanya 148.000 suntikan vaksin yang diberikan pada Rabu. Hingga saat ini, 47,1 juta orang telah menerima suntikan vaksin penguat (booster), dan 19,7 juta orang tidak divaksinasi.

Pada Rabu, perusahaan farmasi Amerika Serikat Pfizer mengatakan di Twitter bahwa mereka telah mulai mengirimkan obat untuk perawatan COVID-19 di Jerman. Tahun ini, perusahaan tersebut berencana mengirimkan 1 juta dosis obat oral ke negara itu. 
 
Orang-orang mengantre untuk menjalani tes COVID-19 di sebuah pusat tes di Berlin, ibu kota Jerman, pada 2 Februari 2022. (Xinhua/Stefan Zeitz

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
COPYRIGHT © ANTARA 2022