Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mempersilahkan perusahaan penerbangan Australia Qantas Airways untuk menjadi investor strategis perusahaan penerbangan nasional Adam Air. "Silahkan saja perusahaan-perusahaan nasional kita untuk bersinergi dengan mitra strategisnya sepanjang memang sesuai dengan ketentuan yang telah kita buat," kata Menteri Perhubungan Hatta Rajasa sebelum mengikuti rakor terbatas bidang ekonomi di Jakarta, Sabtu. Ia menyebutkan, mitra strategis harus memperhatikan bahwa pemerintah akan tetap mempertahankan asas cabotage. Selain itu juga harus diperhatikan adanya ketentuan bahwa mitra strategis asing tidak boleh menjadi pemegang saham mayoritas. "Tidak boleh mereka mayoritas, paling banyak adalah 49 persen," katanya. Menurut dia, sebenarnya lebih menggembirakan jika sinergi terjadi di antara perusahaan nasional. Namun dalam rangka persaingan global, sinergi dengan perushaan asing berkelas juga diperlukan. Mengenai soal nama, Hatta mengatakan, nama perusahaan hasil sinergi menjadi urusan Depkum dan HAM serta BKPM. Hatta mengakui bahwa ke depan terbuka kemungkinan banyak perusahaan penerbangan asing masuk ke Indonesia karena memang pertumbuhan perusahaan penerbangan (dari sisi jumlah penumpang) mencapai di atas 10 persen. "Jadi silahkan saja masuk. Strategic partner itu urusan bisnis. Pemerintah mengatur regulasinya," katanya. Sebelumnya Qantas Airways menyatakan akan menjadi investor strategis Adam Air. Selain akan menyuntik dana segar, Qantas juga akan meminjamkan 37 pesawat boeing 737-400. "Prinsipnya kami sudah menyepakati rencana kerjasama. Penandatanganan MoU akan dilakukan dalam waktu dekat," kata Chief Executive Officer Adam Air, Gunawan Suherman.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006