Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memfasilitasi investasi pembangunan pabrik-pabrik garam baru untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor garam untuk keperluan industri.

"Sekarang untuk garam industri hampir 100 persen masih impor tapi kami ingin mengurangi ketergantungan terhadap garam impor dengan memfasilitasi investasi pembangunan pabrik garam," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, beberapa perusahaan berencana membangun pabrik garam untuk keperluan industri.

Anak perusahaan Cheetham Salt dari Australia, PT Cheetham Garam Indonesia, kata dia, tahun depan akan membangun pabrik garam untuk keperluan industri di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.

"Mereka bekerja sama dengan pemerintah daerah akan melakukan investasi sebesar 21 juta dolar AS untuk membangun industri garam pada lahan seluas 1.050 hektare di Nagekeo, sebanyak 700 hektare lahan di antaranya sudah didapat," kata dia.

Ia menambahkan, pada tahap awal Cheetham berencana memroduksi 300.000 ton garam per tahun.

Selain itu, kata Hidayat, PT Garam juga berencana menanamkan modal untuk membangun ladang garam baru di Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Perusahaan negara itu sebelumnya meminta penyertaan modal sebesar Rp421 miliar dari pemerintah untuk membangun ladang garam yang diproyeksikan dapat memroduksi 345.000 ton garam per tahun di Teluk Kupang.

Investasi baru pada industri garam tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan garam bagi berbagai industri pengguna garam di dalam negeri serta mengurangi ketergantungan terhadap impor.

"Kalaupun tahun 2014 swasembada tidak tercapai, setidaknya lebih dari 50 persen kebutuhan industri bisa dipernuhi dari dalam negeri," katanya.

Menurut data Kementerian Perindustrian, tahun 2010 kebutuhan garam nasional sebanyak 2,8 juta ton meliputi 1,2 juta ton garam konsumsi dan 1,6 juta ton garam untuk keperluan industri.

Sementara tahun 2011, total kebutuhan garam nasional diproyeksikan 3,4 juta ton yang terdiri atas 1,4 juta ton garam konsumsi dan 1,7 juta ton garam indusri.

(T.M035/I007)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011