Jakarta (ANTARA News) - Setelah melakukan perundingan secara internal, akhirnya dua delegasi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersedia menemui Duta Besar Denmark, Niels Erik Andersen di kantor Departemen Luar Negeri RI. Pertemuan dilakukan seiring bubarnya aksi unjuk rasa oleh massa PKS di depan Kedubes Denmark, di Jakarta, Senin. "Ini bukan persoalan Kedubes Denmark di Deplu, tetapi kami akan menemui Dubes karena saat ini kantor Dubes Denmark di Kuningan, Jakarta sedang tutup," kata dari Biro Luar Negeri DPP PKS, Taufik Wijaya di depan massa PKS. Menurut Dia, ada dua pernyataan sikap yang akan disampaikan kepada Dubes Denmark di Deplu, pertama, hendaknya setiap bangsa membangun hubungan yang beradab. "Sementara yang terjadi baru-baru ini bukan tindakan beradab, tetapi penistaan pada figur dan sanjungan umat Islam Nabi Muhammad SAW," ujarnya. Lebih lanjut Taufik menyebutkan pernyataan sikap yang kedua, PKS mendukung sikap pemerintah di bawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyomo (SBY) dalam peristiwa ini, karena juga merupakan persoalan antarpemerintah terkait. Taufik menghimbau kepada massa PKS yang melakukan aksi demo di depan Kedubes Denmark sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.20 WIB untuk membubarkan diri dengan tertib, karena tuntutan massa PKS akan disampaikan kepada Dubes Denmark. "Sekarang aksi bisa kita akhiri, sambil terus berdoa supaya perjuangan kita berhasil," katanya. Sejak pagi kantor Kedubes Denmark yang berlokasi di Menara Rajawali memang tutup dan tidak tidak ada aktivitas, namun tidak ketahui jelas alasan tutupnya kantor itu. Aksi oleh massa yang terdiri atas ratusan orang simpatisan, aktifis PKS serta beberapa siswa SMA yang mengenakan seragam sekolah berlangsung di depan Kedubes Denmark di kawasan Kuningan, berlangsung damai. Aksi tersebut berkaitan dengan penentangan mereka atas pemuatan 12 karikatur Nabi Muhammad yang pernah dimuat di harian Denmark "Jylland Posten" (JP) pada 30 September 2005, yang kemudian penyebarluasannya di media Eropa Barat akhir-akhir ini. Karikatur itu antara lain menggambarkan Nabi Muhammad memakai sorban dan dilekati bom.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006