Banjarmasin (ANTARA News) - Konsorsium Kereta Api (KA) Kalimantan bersama konsorsium dari China akan menanamkan investasi mereka di sektor perkeretaapian senilai 1,6 miliar Dollar AS di Kalimantan Selatan. Direktur Isco Group, H.A.Samad Senong, salah satu konsorsium perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batu bara di Banjarmasin, Senin mengungkapkan saat ini pihaknya sedang menyusun detail engineering study untuk pembangunan railway tersebut. Penjelasan tersebut disampaikan pada acara minum kopi "coffe morning" yang dipimpin Gubernur Kalsel H. Rudy Ariffin di Graha Abdi Persada Kantor Gubernur Kalsel, di Banjarmasin. Dikatakannya dengan dukungan kemudahan yang diberikan pemerintah daerah Kalsel dan pemerintah pusat, pihaknya optimis rencana pembangunan rel kereta api khusus batu bara dan pembangunan terminal khusus batu bara akan bisa terwujud. Pembangunan rel kereta api khusus angkutan batu bara itu sepanjang 260 kilometer, sedangkan pembangunan coal terminal (terminal batu bara), direncanakan di kawasan Tanjung Pamukan, Kabupaten Kotabaru dan terminal itu sepanjang empat kilometer kearah laut. Menurut Senong, jalur kereta api akan dibangun dengan kerangka beton dan sekitar 3,5 kilometer masuk terowongan di kawasan Pegunungan Meratus dan untuk tahap awal batu bara yang diangkut sekitar 20 juta ton hingga mencapai 50 juta ton. Keuntungan pembangunan rel kereta api itu, bisa mengangkut tambang lain seperti biji besi, mineral lainnya dan di masa mendatang bisa juga mengangkut berbagai komoditas, seperti kelapa sawit, karet dan mungkin angkutan manusia. Selain itu, waktu untuk memuat batu bara lebih pendek dibandingkan yang dilakukan selama ini ditengah laut yang memerlukan waktu sekitar delapan hari untuk batu bara sekitar 20.000 ton, sedangkan menggunakan pelabuhan khusus batu bara yang diperlukan waktu dua hari. Disamping itu, pengangkutan batu bara dengan menggunakan rel kereta api tersebut juga bisa menampung tenaga kerja yang langsung antara 1.000 hingga 1.500 orang, sedangkan tenaga kerja tak langsung sekitar 10.000 orang. Minta dukungan pemda Secara terpisah, salah satu perusahaan asing juga akan menanamkan investasinya untuk membangun rel kereta api khusus angkutan batu bara, mulai dari Ampah, Kalimantan Tengah (Kalteng) kearah Tanjung Selatan, Kabupaten Kotabaru. Direktur Teknik PT Transasia Resources, Tulip Hamidov, menjelaskan rencana pembangunan rel kereta api khusus angkutan batu bara itu untuk mengangkut hasil tambang batu bara milik perusahaan sendiri yang ditambang di Kabupaten Barito Timur dan Murung Raya (Mura) Kalimantan Tengah. "Kami akan membangun rel kereta api khusus angkutan batu bara untuk mengangkut batu bara sendiri dari Ampah, Kalteng melewati Provinsi Kalimantan Selatan menuju Tanjung Selatan, Kabupaten Kotabaru," katanya. Menurut Hamidov, pihaknya sudah melakukan studi awal untuk pembangunan rel kereta api khusus batu bara itu sepanjang 279 kilometer dan pembangunan rel kereta api tersebut akan ekonomis apabila bisa mengangkut sebanyak 30 juta ton batu bara. Untuk membangun rel kereta api khusus angkutan batu bara itu, pihaknya mengharapkan dukungan Pemprov Kalsel, karena banyak perijinan yang dibutuhkan untuk pembangunan itu, termasuk rencana pembebasan lahan yang akan dilalui rel. Menanggapi kedua perusahaan yang berminat menanamkan investasinya di bidang perkeretaapian itu, Gubernur Kalselmenyatakan akan berusaha memberikan kemudahan berbagai kegiatan termasuk regulasi lahan-lahan yang akan dimanfaatkan dengan pemerintah pusat. Dia mengakui rencana pembangunan rel kereta api khusus angkutan batu bara merupakan salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan transportasi angkutan batu bara yang selama ini sebagian masih menggunakan jalan umum/negara. Dalam rangka mengakomodir tawaran transportasi khusus angkutan batu bara itu, Gubernur Rudy mengemukakan agar membentuk tim kecil, karena hal itu terkait dengan rencana perubahan peraturan daerah (Perda) tata ruang wilayah Kalsel sehubungan dengan rencana pembangunan rel kereta api itu. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006