Jakarta (ANTARA News) - Dr. Tony Tan, Wakil Perdana Menteri yang juga mantan bankir terkemuka, akhirnya keluar sebagai pemenang pemilihan presiden Singapura Sabtu pekan lalu.  Jadilah kini ia presiden ketujuh negara pulau di Asia Tenggara yang makmur itu.

Dengan wajah berseri-seri, pria 71 tahun berambut perak itu menyambut pengumuman kemenangannya Minggu pagi yang membawanya ke kursi kepresidenan enam tahun ke depan.

Dia menggantikan Presiden S. R. Nathan yang menang dua kali pemilihan tanpa saingan pada 1999 dan 2005.

Jabatan presiden di negara kota ini memang cenderung seremonial. Presiden Singapura memang memiliki hak tertentu termasuk kekuasaan veto, tetapi tugas-tugas pemerintahan lebih banyak dilaksanakan perdana menteri dan kabinetnya.

Dalam pemilihan ini, Tan didukung para pejabat senior pemerintah, organisasi-organisasi serikat buruh dan perhimpunan-perhimpunan dagang.

Pria berkacamata yang menggunakan logo bisbol dalam kampanyenya itu sangat berpengalaman.

Mengawali karier sebagai dosen pada Universitas Nasional Singapura, kemudian bergabung dengan Bank OCBC, karier Tan meroket hingga menjadi general manajer sebelum ditinggalkanya karena meloncat ke dunia politik sejak 1979.

Sejak itu namanya berkibar di pemerintahan. Beberapa kali menjadi menteri, termasuk menteri pendidikan, menteri perdagangan dan industri, dan menteri keuangan.

Karena itu Bapak Pendiri Singapura yang waktu itu Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, suatu ketika mempertimbangkan, dia adalah pilihan pertama penggantinya.

Tapi Tan malah meninggalkan kabinet pada 1991 dan kembali ke OCBC Bank sebagai ketua dan pimpinan eksekutif.

Dia baru kembali ke kabinet untuk menjadi wakil perdana menteri dari 1995 sampai 2005. Belakangan dia duduk sebagai wakil ketua dan direktur eksekutif dana kesejahteraan Government of Singapore Investment Corporation (GIC).

Dalam perhitungan suara, dari 2,27 juta suara masuk yang dihimpun dari 780 tempat pemungutan suara (TPS), Sabtu, Tan sebenarnya menang tipis, hanya berselisih 7,269 suara dari saingannya, Dr. Tan Cheng Bock.

Tan meraup 35,19 persen, sedangkan Bock memperoleh 34,85 persen suara.

Mengejutkan

Kemenangan Tan cukup mengejutkan, karena pada jajak pendapat umum sebelumnya menunjukkan Bock yang mantan anggota parlemen yang terkenal ceplas-ceplos itu mengunggulinya.

Para analis mengatakan, Tan Cheng Bock, orang pertama yang mengumumkan pencalonannya sebagai kandidat presiden, dianggap memiliki tema dan strategi kampanye bagus yakni "Pikirkan Orang Singapura dulu" dan persatukan rakyat negara ini.

Sementara Tan hanya berjanji membantu Singapura mengatasi musim krisis ekonomi dan keuangan mendatang.

"Percayalah, presiden kita mempunyai akses kepada perdana menteri dan menteri-menteri kabinet. Presiden kita memiliki akses kepada semua menteri kabinet. Jadi seorang presiden yang bijaksana, berpengalaman dan mantap yang akan mampu memberikan kontribusi untuk membantu Singapura melewati krisis keuangan dan ekonomi berikutnya," katanya semasa kampanye.

Tan merasa diminta para pendukungnya untuk menjadi wakil Singapura terbaik, di dalam dan di luar negeri, dan kepala negara yang berkarakter baik serta tetap tenang dalam menghadapi masa-masa sulit.

Dalam pertemuan dengan para pendukungnya di Stadion Toa Payoh setelah terpilih menjadi Presiden Singapura pada 28 Agustus, Tony Tan mengucapkan terima kasih, termasuk kepada tim pendukung tradisional dan media massa.

"Presiden adalah presiden untuk semua rakyat Singapura. Bukan hanya untuk orang-prang yang mendukung saya saja, tapi juga bahkan mereka yang tidak memilih saya. Saya berjanji akan bekerja untuk setiap orang, anda-anda semua," katanya.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyeru rakyat Singapura untuk bersatu membangun negara ke depan. Sekarang usah sudah pemilihan presiden, tinggal kini meninghalkan segala perselisihan.

Tan menegaskan bahwa tugas pertamanya adalah mempersatukan rakyat Singapura.

Tony Tan akan dilantik sebagai presiden ketujuh Singapura pada 1 September dan segera menjalankan tugasnya.

Didampingi keluarganya, Tony Tan berikrarn untuk bekerja keras dan berusaha bekerja sebaik mungkin. "Semua itu demi Anda semua, rakyat Singapura," tegasnya.

Berbagai kalangan memang melihat, Singapura harus terus mengembangkan inovasi dan strategi baru untuk menyisiati krisis ekonomi yang melanda dunia belakangan ini, jika tidak ingin tergerus oleh putaran krisis yang mengerikan.

H-AK/T010

Oleh Askan Krisna
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011