Mamuju, Sulawesi Barat (ANTARA News) - Ini dia fenomena lain dari lebaran. Maunya menjalankan tugas menjaga malam takbiran, tapi seorang petugas DLLAJ Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, malah dikeroyok sekelompok polisi saat mengamankan malam takbiran.

Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 22.00 WITA, Senin malam. Petugas DLLAJR Mamuju itu, Arfan sedang mengatur lalu-lintas di depan tribun lapangan Ahmad Kirang, tempat pawai takbiran dimulai.

Akhirnyapun pawai takbiran itu ditunda karena pemerintah pusat menetapkan lebaran Idul Fitri 1432 Hijriah terjadi pada Rabu besok (31/8).

Awal mulanya, Arfan menegur seorang polisi anggota Polres Mamuju yang coba-coba memotong lintasan di depan tribun lapangan itu. Padahal, semua sepakat lapangan dan jalan di sekitarnya harus steril dari pelintas.

"Arfan hanya menegur oknum polisi tidak berseragam itu agar jangan melintas," kata Mamat salah seorang warga yang ada di tempat kejadian.

Tidak sudi ditegur, polisi itu malah memanggil beberapa temannya dari unit patroli bermotor Polres Mamuju yang ada di dekat mereka.

"Polisi menantang Arfan dan ada lima orang patmor yang datang. Lalu secara serta-merta menyerang Arfan dan terjadilah perkelahian tak seimbang,"katanya.

Arfan coba membela diri tapi karena dikeroyok malah jadi bulan-bulanan sekelompok polisi itu. Lebih buruk lagi, dia digelandang polisi itu ke Pos Satpol PP depan rumah jabatan bupati Mamuju.

Jelas semua aksi pengeroyokan itu dilihat semua hadirin. Warga mengecam dan meneriaki polisi yang memukuli Arfan dan menggelandang dia seolah petugas DLLAJ itu seorang penjahat.

Satu kolega Arfan, Irfan, menyesalkan tindakan polisi yang tidak mau ditegur dan mencoba menerobos jalan yang ditutup untuk persiapan takbir keliling.

"Kita semua khan petugas, masa petugas polisi tidak tahu aturan. Sudah dilarang masih mau menerobos, dan justru memukul teman kami yang sedang bertugas. Ini sangat tidak adil bagi kami," kata Irfan.

Yang tragis, atasan langsung Arfan, yang tahu hal-ihwal kejadian itu justru tidak berpihak pada anak buahnya. Kepala Dinas Perhubungan Mamuju, Syarifuddin Husain, masih mengeluarkan "jurus lama", yaitu penyelesaian secara kekeluargaan.

"Kita harap tidak diproses secara hukum. Ini persoalan sepele karena kurang koordinasi petugas kami dil apangan dengan polisi," katanya. (KR-MFH)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011