Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) mewakili Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dalam gelaran Expo 2020 Dubai, pada 4–10 Maret 2022 di, Dubai Exhibition Centre, Dubai.

Selaras dengan tema "Bring The Ultimate Geographical Indications to The World", DJKI memamerkan berbagai macam produk indikasi geografis unggulan dari berbagai daerah di Indonesia.

"Expo 2020 Dubai ini menjadi ajang yang tepat untuk mengenalkan indikasi geografis Indonesia ke dunia internasional sekaligus meningkatkan peluang ekspornya," kata Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly dalam keterangan pers, Jumat.

Indikasi geografis adalah jenis kekayaan intelektual berupa tanda yang menunjukkan daerah asal suatu produk.

Baca juga: Kopi petani lokal tampil di gelaran Expo 2020 Dubai

Produk tersebut memiliki reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu yang disebabkan oleh faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut.

Indikasi geografis yang ada di satu daerah pasti berbeda dengan daerah lainnya, seperti Kopi Arabika Gayo, Lada Putih Muntok, Garam Amed, Gula Kelapa Kulon Progo, Beras Adan Krayan, dan lainnya.

"Kesepakatan perdagangan yang diharapkan menjadi outcome dari event ini dapat menjadi stimulus, serta turut meningkatkan arus investasi di tengah pandemi COVID-19," imbuhnya.

Selain pameran, DJKI juga mengadakan Bussiness Forum & IP Consultation yang bertujuan untuk mempromosikan produk-produk indikasi geografis ini kepada para pemilik modal, potential buyer, asosiasi, serta diaspora Indonesia di Uni Emirat Arab.
 
DJKI promosikan indikasi geografis di Expo 2020 Dubai. (ANTARA/DJKI)


Kuliner merupakan usaha yang paling banyak diminati oleh investor. Sehingga ada peluang besar bagi peningkatan penjualan produk indikasi geografis khususnya rempah-rempah yang selama ini sangat diminati oleh pasar luar negeri.

Selain itu Indonesia juga memiliki 32 kopi indikasi geografis terdaftar yang memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Potensi ini selaras dengan tren menikmati kopi single origin di masyarakat internasional.

Keterlibatan di Expo 2020 Dubai ini juga merupakan komitmen DJKI dalam mensukseskan negosiasi antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab dalam kerja sama perdagangan bilateral.

Uni Emirat Arab merupakan penghubung kawasan Eropa dan Asia dalam perdagangan internasional.

Yasonna menambahkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan program unggulan DJKI di tahun 2022 yaitu menjadikan kekayaan intelektual sebagai pendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta pendorong kemajuan ilmu pengetahuan, dan pembangunan budaya.

Selain itu DJKI juga memboyong pembatik asal Bantul, Yogyakarta untuk melakukan IP performance Batik Nitik.

Batik Nitik merupakan salah satu indikasi geografis dari Kabupaten Bantul.

Tak seperti pembuatan batik pada umumnya, batik ini dibuat dengan cara menitikkan canting sehingga memiliki pola yang menjadi ciri khas tersendiri.

Baca juga: Batik jadi incaran kolektor dunia di Expo 2020 Dubai

Baca juga: Enam rekomendasi acara dunia untuk berwisata sepanjang 2022

Baca juga: Paviliun Indonesia tarik 750 ribu pengunjung di Expo 2020 Dubai

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2022