Jakarta (ANTARA News) - Ada banyak tempat wisata di Jakarta dan sekitarya, tapi Dunia Fantasi dan Taman Impian Jaya Ancol masih jadi favorit bagi banyak warga. Suasana dan nuansa pantai dengan sejumlah fasilitas pendukung bisa dibilang mendorong mereka ke sana melewatkkan hari-hari libur.

"Tiap Lebaran pasti ke Dufan. Tinggal masuk jalan tol, langsung sampai. Anak-anak juga suka ke sini," kata Hendra, pedagang asal Bulak Kapal, Bekasi. Dia membayar karcis masuk fasilitas wisata itu untuk empat orang, satu untuk dia dan sisanya untuk tiga anaknya.

Harga tiket ke tujuan wisata itu juga tidak bisa dibilang murah, sampai ratusan ribu rupiah selembar. Tapi belasan wahana di dalamnya bisa dibilang sesuai dengan harga yang dibayar; jadi dianggap wajar saja.

Kali ini, pada hari pertama Lebaran 1432 Hijriah, jumlah pengunjung ke Taman Impian Jaya Ancol juga meningkat pesat. "Sampai 500 persen ketimbang hari libur biasa. Sampai jam 14.00 WIB saja sudah sekitar 50.000 tiket masuk terjual, ditambah tiket masuk kendaraan," kata seorang petugas di loket penjualan tiket.

Bagi pengelola lokasi wisata yang dibangun pengembang top Ciputra atas keinginan Gubernur Jakarta, Bang Ali, pada dasawarsa '70-an itu, kenaikan penjualan tiket jelas hal yang diharapkan sekali. Walau ada resikonya, yaitu tukang-tukang sampah harus lebih giat bekerja mengangkuti sampah yang bisa tercecer di jalan atau tempat lain.

Jika Hendra punya "tradisi' ke Dunia Fantasi yang memang ada di dalam lokal Taman Impian Jaya Ancol, maka Silviana lain lagi. "Biasanya saya mudik. Sekarang tidak, makanya ke sini. Selagi dikasih libur oleh boss di kantor," kata perempuan usia 29 tahun asal Purwodadi, Jawa Tengah itu.

Dia masuk pintu masuk lokasi wisata itu sejak siang, tapi tidak menghabiskan waktu hingga matahari tenggelam sesuai jam operasi Dunia Fantasi. Untuk bisa puas menikmati semua wahana yang ada, memang diperlukan waktu berjam-jam di sana.

Silviana sedang ada dana lebih pada Lebaran kali ini. "Makanya, ada THR, dipakai dong...," katanya.

Jakarta memang "kampung"-nya kaum urban yang mengadu nasib. Di Jakarta apa saja bisa jadi uang, walau itu gelas plastik bekas minuman kemasan. Yang penting jangan gengsi saja, maka bisa dapat uang secara halal.

Ami, pekerja di Pasar Baru. Dia baru berusia 19 tahun asal Banjarnegara, Jawa Tengah, dan berniat menyudahi masa tinggalnya di Jakarta. Untuk menghabiskan waktu sekaligus menikmati kemegahan ibukota, dia ke Dunia Fantasi. Katanya, "Sekarang jalan-jalan saja dulu... Mau mudik saja ah, nanti kalau ada uang lagi baru ke Jakarta lagi."

Apakah harus ada alasan istimewa untuk ke Dunia Fantasi? Tidak juga, karena Amando, siswa SD usia delapan tahun, beralasan sederhana saja. "Mau berenang sama Papa...," katanya. (*)

 

Oleh Liberty Jemadu
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011