Dili (ANTARA News) - Panglima militer Timor Leste Taur Matan Ruak mengundurkan diri dari jabatannya, Jumat, kata seorang pejabat senior, menjelang pemilihan presiden tahun depan. Ia diduga kuat akan ikut serta mencalonkan diri sebagai presiden.

Wakil Perdana Menteri Jose Luis Guterres mengatakan, Mayjen Ruak mengajukan surat pengunduran diri sebagai panglima angkatan bersenjata negara itu kepada kabinet, yang bersidang di ibu kota Dili.

"Surat itu telah diterima pemerintah," katanya tanpa menjelaskan lebih jauh mengenai alasan-alasan Ruak untuk mundur itu.

Veteran perjuangan perlawanan Timor Leste menghadapi Indonesia itu dilaporkan akan mmpersiapkan diri untuk ikut dalam pemilihan presiden  Maret mendatang, menghadapi pemimpin sekarang Jose Ramos-Horta.

Pemenang hadiah Nobel Perdamaian itu belum mengumumkan secara terbuka ia akan mencalonkan diri kembali bagi pemilihan presiden itu tetapi Guterres mengatakan dalam beberapa bulan belakangan ini "sangat jelas" bahwa ia berniat untuk mencalonkan diri kembali bagi pemilihan presiden itu.

Pada Agustus, Timor Leste secara resmi membubarkan milisi Falintil yang pro-kemerdekaan, yang berperang menghadapi pasukan Indonesia selama lebih dari lebih dari dua dasawarsa. Timor Leste menjadi sebuah negara merdeka penuh tahun 2002.

Sekitar 500 tentara asing yang berada dibawah komando Pasukan Stabilitasi Internasional yang dipimpin Australia digelar di negara kecil itu untuk mendukung pasukan keamanan lokal.
(*)

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2011