Toba Samosir, Sumut (ANTARA News) - Bangunan "rumah bolon" di kompleks TB Silalahi Center desa Pagarbatu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, musnah terbakar akibat disambar petir, Sabtu (3/9) sekitar pukul 17:35 WIB.

"Petir menyambar replika rumah tradisional Batak berbiaya sekitar Rp1,5 milliar tersebut merembet dengan sangat cepat mengakibatkan seluruh bangunan ludes menjadi abu," kata staf hubungan masyarakat TB Silalahi Center Fazar Syaifuhdin di Balige, Minggu.

Ia mengatakan, api cepat berkobar menyambar atap ijuk rumah bolon dan menyulut bahan bangunan dari kayu yang sangat mudah terbakar, ditambah hembusan angin kencang mengakibatkan api sulit dipadamkan hingga bangunan itu rata dengan tanah.

Namun, kobaran api dapat dijinakkan berkat bantuan tiga unit mobil pemadam kebakaran Pemkab Tobasa ditambah mobil pemadam milik PT.TPL serta kesigapan aparat Polsek Balige serta Batalion 125 Simbisa Onan Sampang Balige, Koramil, CPM dan berbagai pihak lainnya

Disebutkannya, rumah bolon yang terbakar bukan merupakan situs atau artefak, tapi hanya replika rumah tradisional Batak yang mengikuti pakem-pakem arsitektur otentik dalam pembangunannya, yakni tanpa menggunakan paku sebagai penyambung dan dilengkapi gorga serta beratapkan ijuk.

Instalasi anti petir yang mampu mengcover hingga radius 100 meter telah dipasang di gedung museum Batak, namun ternyata kekuatan alam tidak bisa diprediksi.

"Kita bersyukur, api tidak sempat merembes ke sejumlah fasilitas perkampungan Batak yang ada di kompleks TB Silalahi Center tersebut," ujarnya.

Rumah bolon di perkampungan Batak komplek museum Batak TB Silalahi terletak sekitar tiga kilometer dari kota Balige, ibukota kabupten Toba Samosir, jaraknya berkisar 250 kilometer dari Medan, ibu kota provinsi Sumatera Utara.

Pada awalnya, menurut Fazar, bangunan itu difungsikan sebagai museum, namun semua koleksi artefak Batak bernilai tinggi yang ada di dalam, sebelumnya sudah dipindahkan ke museum Batak yang diresmikan Presiden SBY tanggal 18 Januari 2011.
(*)

 



Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2011