Ende, Flores (ANTARA News) - Pos Pemantau Gunung Api Lewotobi menyatakan gempa vulkanik dan tremor hingga saat ini terus terjadi di Gunung Lewotobi Perempuan di Kabupaten Flores Timur sehingga statusnya masih tetap waspada.

"Pos pemantau gunung api mencatat gempa vulkanik terus meningkat menjadi rata-rata 26 kali perhari, sedangkan gempa tremor terus terjadi sehingga warga diimbau tetap waspada," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Api Lewotobi Bernadinus Tobi ketika dihubungi melalui telepon dari Larantukan, Flores Timur, Minggu malam.

Ia mengatakan hal tersebut terkait perkembangan peningkatan aktivitas Gunung Lewotobi Perempuan sejak ditingkatkan statusnya dari normal menjadi waspada pada 31 Agutus 2011.

"Sejak meningkatnya status dari normal ke waspada pada 31 Agustus 2011, Gunung Lewotobi Perempuan di Kabupaten Flores Timur terus menimbulkan gempa vulkanik dan tremor," katanya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan adanya peningkatan aktivitas tiga gunung berapi di Nusa Tenggara. Dua di antaranya terdapat di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Kedua gunung itu adalah Gunung Lewotobi Perempuan di Flores Timur yang menunjukkan peningkatan aktivitas sehingga dinaikkan menjadi waspada pada 31 Agustus 2011 pukul 15.00 WITA.

Peningkatan status ini karena adanya peningkatan gempa vulkanik yang biasanya rata-rata lima kali, sekarang terekam rata-rata 24 kali gempa vulkanik.

Bernadinus Tobi menambahkan, pantauan visual pos yang terletak di Dusun Bawalatan, Kecamatan Wulanggitang, dalam beberapa hari terakhir menunjukkan masih terlihat asap tipis yang menyelimuti kawah gunung.

Gunung Lewotobi Perempuan ini juga memiliki karakter khusus yakni terdapat kubah lava dalam kawah gunung.

Ia mengatakan karakter ini berpeluang besar mengeluarkan abu vulkanik jika terjadi letusan, karena itu harus diwaspadai oleh warga di delapan desa yangberada di sekitar kaki gunung tersebut.

"Warga delapan desa yang diimbau waspada itu anatara lain Desa Riang Rita, Nuri, dan Nobo Konga di Kecamatan Ile Bura, serta Desa Hokeng Jaya/Klatanlo, Duli Pali, Nawa Kote dan Boro di Kecamatan Wulanggitang," katanya.

Menurut dia, meski pada malam 31 Agustus sempat terjadi kepanikan dan warga sempat mengungsi ke jalan, namun hingga kini masyarakat masih beraktivitas di rumah mereka.

"Warga mengaku masih takut karena selama 86 tahun gunung ini belum pernah meletus setelah terjadi letusan eksplosif pada 1935," katanya.

Pemerintah Kabupaten Flores Timur saat ini mempersiapkan skenario mengevakuasi warga yang bermukim di lereng Gunung Lewotobi untuk menghindari bahaya jika terjadi letusan.  (ANT-084/E005/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011