Jakarta (ANTARA News) - Menit ke-80 pertandingan Indonesia melawan Bahrain di penyisihan Grup E Zone Asia Piala Dunia 2014 dihentikan wasit. Pasalnya sangat jelas, ada petasan di mana-mana di dalam Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa malam. Penonton Indonesia masih suka bikin rusuh rupanya.

Letusan demi letusan itu mudah dilihat di layar televisi dalam siaran langsung laga Skuad Garuda melawan Bahrain, yang hingga menit ke-75 itu bobol gawangnya 0-2. Menurut aturan di FIFA dan AFC, gangguan serius terhadap pelaksanaan pertandingan, di antaranya letusan petasan itu, bisa membuat tuan tumah dimasukkan dalam daftar hitam.

Padahal, pertandingan itu ditonton langsung Presiden Susilo B Yudhoyono dan Ibu Negara, Ani Yudhoyono! Ani Yudhoyono juga membawa kamera digitalnya dengan lensa telenya. Dia memang gandrung fotografi sejak beberapa waktu lalu.

Belum lagi sejumlah pejabat tinggi negara, di antaranya Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng plus Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Juga pasti ada Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin.

Padahal pula, pengamanan di lapangan bola terbesar di Asia Tenggara malam itu juga selayaknya diperkuat karena ada kepala negara/kepala pemerintahan di sana. Di mana ada kepala negara, kepala pemeritahan, atau wakil kepala pemerintahan, di situ keadaan keamanan harus steril.

Wasit dari Korea Selatan, Lee Min Hu, menghentikan pertandingan tanpa meminta lagi saran dari siapa pun. Sementara itu, seorang inspektur dari AFC memotret berulang kali ke tribun yang terselimuti asap-asap petasan. Dia punya kewenangan untuk menilai keadaan dan melaporkan hal itu ke FIFA dan AFC. Fotonya bisa jadi bukti.

Wasit sangat tegas dan melakukan kewajibannya sesuai peraturan yang ada dari FIFA. Dia tidak banyak cakap atau rapat dengan staf-stafnya, para hakim garis. Lee dibantu dua asisten wasit, Choi Min Byuong, dan Young Ha Kim, serta wasit cadangan Jo Hyung Jin; semuanya berasal dari Korea Selatan.

Kalau kelakuan penonton begitu terus, Indonesia bisa di-"black list" sebagai tuan rumah atau penyelenggara pertandingan internasional. Berulang kali pembawa acara memperingati ribuan penonton agar mau menjaga sikap dan tertib. (*)




Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011