Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pertahanan akan membuang pesawat F5 Tiger yang berada di Amerika Serikat (AS) jika kondisinya sudah rusak berat. "Kalau masih bisa dipakai kita pulangkan, kalau rusak sama sekali saya kira kita buang saja," kata Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa. Menhan mengatakan, tidak ada ganti rugi terhadap pesawat yang tertahan di AS tersebut, karena Indonesia sempat terkena embargo dari negara adikuasa tersebut. Namun, katanya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan Direktur Jenderal (Dirjen) Perencanaan Pertahanan Dephan sedang menyelidiki siapa penanggung jawab asuransi pesawat tersebut. Mengenai suku cadang pesawat yang didatangkan dari Korea Selatan, Juwono mengatakan, negara ginseng tersebut memberitahukan akan mengapalkannya secepat mungkin, agar Indonesia dapat menerbangkan kembali dua sampai tiga pesawat F16 dan F5. Pesawat dan suku cadang milik TNI Angkatan Udara (AU) yang hingga kini masih tertahan di beberapa negara adalah satu pesawat F5 Tiger yang tertahan di AS, selain suku cadang F5 Tiger yang tertahan di AS, Inggris, Belgia, Brazil, Korea Selatan, Malaysia dan Singapura. Selain itu, suku cadang F16 Fighting Falcon juga tertahan di AS dan Korea Selatan. Suku cadang Hawk 109/209 juga masih tertahan di Inggris, dan mesin serta suku cadang A4 Sky Hawk masih tertahan di Selandia Baru. Akibat terjadinya embargo AS tersebut, Juwono menambahkan, tingkat kesiapan pesawat-pesawat tempur TNI AU hanya mencapai 35 persen dari seluruh kekuatan yang ada. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006