Beijing (ANTARA News) - Satu kelompok muslim mengaku bertanggungjawab atas serangan-serangan mematikan di Xinjiang, China barat jauh, dan pemimpinnya mengancam melancarkan kekerasan lebih lanjut untuk membalas pendudukan China, kata kelompok pengamat intelijen yang berpusat di AS seperti dikutip Reuters.

Pernyataan video yang disampaikan pemimpin Partai Islam Turkistan Sheikh Abdul Shakoor Damla itu dipasang di sejumlah forum jihad Selasa, kata SITE.

Pengakuan itu disampaikan menyusul serangkaian serangan mematikan Juli lalu di kota Kashgar dan Hotan di Xinjiang yang menewaskan lebih dari 30 orang.

"Semua kebijakan yang dijalankan pemerintah komunis China terhadap muslim di Turkestan Timur bertujuan memuntungkan sepenuhnya identitas muslim dan tradisi kuat mereka," kata Damla, yang berpakaian putih dengan sorban hitam, dengan sebuah senapan di sampingnya, dalam pernyataan video sekitar 10 menit itu.

"Operasi jihad di provinsi-provinsi Hotan dan Kashgar hanya tindakan pembalasan terhadap orang komunis ateis yang terang-terangan memerangi agama Allah Yang Maha Kuasa," katanya.

China menuduh kelompok muslim radikal dan separatis bertanggungjawab atas kedua insiden itu, namun organisasi HAM dan kelompok pengasingan cenderung menyalahkan kebijakan opresif pemerintah yang menyulut amarah rakyat.

Liu Weimin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengaku belum melihat rekaman video itu, namun China yakin ada kekuatan yang berusaha memecah-belah China dengan terus mengobarkan sentimen konfrontasi etnik.

Ibu kota Xinjiang, Urumqi, menjadi pusat kerusuhan terburuk di China dalam beberapa dasawarsa pada 5 Juli 2009. Kerusuhan itu merenggut hampir 200 jiwa dan mencederai sekitar 1.700 orang.

SYS/M014

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011