Ambon (ANTARA News) - Ketegangan kembali melanda warga kota Ambon, Maluku, sejak Minggu siang menyusul kematian seorang tukang ojek warga Kelurahan Waihaong, Kecamatan Sirimau.

Dari pantauan ANTARA hingga Minggu petang, kematian tukang ojek yang belum diketahui identitasnya itu menyulut emosi keluarganya karena ketidakjelasan penyebab kematiannya.

Berkembang informasi bahwa korban ditemukan tewas di kawasan Gunung Nona, Kelurahan Kudamati, sedangkan versi lain menyebutkan yang bersangkutan tewas akibat tabrakan.

Menjelang pemakaman di kawasan Petak Sepuluh, Kelurahan Manggadua, Kecamatan Nusaniwe, keluarga korban tersulut emosinya sehingga ruas jalan di Tanah Lapang Kecil-Waihong ditutup.

Penutupan jalan ini mempengaruhi lalu lintas di ruas jalan Trikora-Perak Sepuluh-Batu Gantung sampai-sampau polisi meminta warga tidak memaksakan diri melintasi kawasan ini.

Ketegangan ini pun berlanjut saat prosesi pemakaman jenazah korban di Petak Sepuluh dan polisi terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan untuk membatasi jumlah pengantar.

Dari kejauhan terlihat asap membumbung tinggi di kawasan Kelurahan Waihaong.

Isu-isu tidak benar bertebaran dan kemudian dibantah Raja Passo, Marthen Sarimanelle yang mengaku memantau sejumlah lokasi seperti Jl. Wolter Monginsidi.

Sementara Camat Baguala, Nel Latuny, mengimbau masyarakat tidak terprovokasi.

"Saya baru dari desa Galala mengecek kondisi jalan, ternyata aman aman saja dan buktinya mobil angkot jurusan Darussalam, desa Tulehu masih lalu lalang," ujarnya.

Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKBP Djoko Susilo, Walikota Ambon Richard Louhenapessy, Kapolda Maluku Brigjn Pol. Syarief Gunawan, Pangdam XVI/Patimura Mayjen TNI Suharsono dan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu belum bisa dimintai komentarnya mengenai situasi terakhir di Ambon ini. (*)

L005/I007

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011