Bangkalan (ANTARA News) - Arus balik di sekitar akses jembatan Suramadu masih terasa hingga H+11 Lebaran hari ini.

Arus balik di akses jembatan sepanjang 5,4 kilometer ini Minggu malam terlihat mulai dari pintu masuk akses jembatan Suramadu di Desa Labang hingga di pintu tol jembatan itu.

Mereka merupakan warga Madura yang sengaja kembali lebih akhir ke tempat kerjanya karena merayakan Lebaran Ketupat terlebih dahulu.

Bahkan diantara para pemudik yang kebanyakan menggunakan kendaraan roda dua ini mengaku, sengaja melakukan mudik Lebaran 1432 Hijriah kali ini sehari sebelum Lebaran Ketupat.

"Kalau pas hari H Lebaran kami memang tidak mudik, tapi sehari sebelum Lebaran Ketupat," kata pengendara sepeda motor asal Sampang Mahmudi.

Pria yang bekerja di Situbondo sebagai buruh bangunan ini mengaku, memilih melakukan mudik pada Lebaran Ketupat, karena beberapa pertimbangan.

Selain situasi di jalan raya lebih lancar, juga karena tradisi Lebaran di kampungnya di Desa Bulmatet, Sampang lebih ramai saat Lebaran Ketupat.

Warga Madura yang terpantau melakukan balik Lebaran kali ini umumnya merupakan warga yang bekerja di sektor informal di luar Madura. Seperti kuli bangunan dan pedagang asongan.

Warga yang melakukan balik Lebaran kali ini kebanyakan menggunakan kendaraan sepeda motor. Tidak sedikit diantara para pengendara ini yang berboncengan lebih dari dua orang karena bersama anak-anaknya.

Meski terlihat ramai, akan tetapi arus lalu di sepanjang akses tol jembatan Suramadu terpantau lancar.

Menurut Kepala Gerbang Tol Suramadu Suhariono, pemudik Lebaran dengan menggunakan sepeda motor pada musim arus mudik mulai H-7 hingga H-1 Lebaran kali ini meningkat 10 persen.

Pada musim arus mudik tahun lalu jumlah pemudik dengan menggunakan kendaraan sepeda motor tercatat sebanyak 298.000 unit kendaraan, sedangkan pada tahun ini sebanyak 330.000 unit sepeda motor.

"Ini jumlah kendaraan sepeda motor yang melintas disini pada waktu yang sama yang pada H-7 hingga H-1 Lebaran," kata Suhariono menjelaskan.

(T.KR-ZIZ/S006)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011